SATELITNEWS.ID, TANGERANG—Mahasiswa Universitas Islam Syekh Yusuf (UNIS) Tangerang mengeluhkan sistem kuliah daring yang diterapkan selama mewabahnya pandemi Covid-19. Mereka menilai ada pemborosan paket kuota internet dengan adanya sistem ini. Sedangkan tidak ada kompensasi yang diberikan oleh pihak kampus.
Seperti yang rasakan oleh salah satu mahasiswi, Armenia Almatin. Selama menggunakan salah satu aplikasi panggilan video paket internetnya menjadi cepat habis. Sementara untuk memenuhi kebutuhan kuliah daring itu dia harus putar otak seperti mencari jaringan Wifi. “kami keberatan dengan sistem kuliah online ini kuota boros dengan aplikasi kuliah online. Bayaran tetap saja mahal,” ujarnya kepada Satelit News, Selasa, (31/3).
Sedangkan, untuk pemasukkan saat ini hanya mengandalkan pemberian dari orangtua saja. Menurut Armen, hal ini juga dirasakan oleh rekan-rekannya juga. Maka dari itu dia pun meminta pihak kampus untuk segera memberikan kompensasi agar sistem kuliah daring ini berjalan efektif.
“Kami minta keringanan bayaran kuliah sebagai pengganti kuota kelas daring. Saya minta kepedulian kampus terhadap mahasiswa karena perkuliahan yang tidak efektif ini, setidaknya kampus memberikan kompensasi,” ujar perempuan yang juga Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Agama Islam UNIS Tangerang.
Hal senada diungkapkan mahasiswa lainnya, Ardi Darmansyah. Menurut Ardi mahasiswa telah mengajukan keberatan kepada kampus. Saat ini kedua belah pihak tengah melakukan negosiasi terkait tuntutan mahasiswa. “Tugas semakin banyak, kuota kita boros. Tapi mahasiswa sedang nogosiasi dengan kampus tapi hasilnya belum tahu. Tuntuntannya terkait kompensasi itu lagi dibahas,” ujarnya.
Rektor UNIS Tangerang, Mustofa Kamil menjelaskan hingga saat ini belum menentukan kebijakan terkait kompensasi yang akan diberikan kampus kepada mahasiswa. Baik pemberian paket kuota internet ataupun keringanan biasa SPP. “Belum ada, karena belum ada keputusan apa-apa dari L2 Dikti dan kementerian kalau pegawai tetap digaji dan dosen juga tetap. Digaji karena mereka belajar dan mengajar secara online learning atau daring,” ujarnya.
Hal berbeda dilakukan oleh Universitas Muhammadyah Tangerang (UMT). Menindaklanjuti keputusan pemerintah pusat yang memperpanjang masa belajar hingga 29 Mei terkait wabah pandemi Covid-19 pihak UMT memberikan subsidi kepada mahasiswa.
Pihak kampus memberikan potongan uang kuliah sebesar Rp 200 ribu per mahasiswa bagi yang telah melunasi biaya perkuliahan sampai semester genap tahun ajaran 2019/2020. Bila dikalkulasikan UMT telah memberikan subsidi sebesar Rp 3, 2 miliar. Itu dihitung dari jumlah mahasiswa sebanyak 16 ribu dikalikan biaya subsidi sebesar Rp 200 ribu. “Ini bentuk kepedulian kami kepada mahasiwa di masa bencana global Covid-19,” ujar Rektor UMT, Ahmad Amarullah. (irfan/made)
Diskusi tentang ini post