SATELITNEWS.ID,TANGERANG—Banjir kerap menggenangi Jalan Muhammad Husni Thamrin, Kota Tangerang. Genangan air hingga setinggi lutut orang dewasa di jalan milik Provinsi Banten itu itu pun seringkali menimbulkan kemacetan panjang.
Meski berulangkali terjadi, belum ada tanda-tanda penanganan komprehensif dari pihak terkait. Pemerintah Kota Tangerang dan Pemerintah Provinsi Banten berbeda pendapat mengenai penyelesaian banjir di Jalan MH Thamrin.
Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah mengungkapkan banjir di Jalan MH Thamrin disebabkan jalur pertemuan air atau crossing yang sempit. Hanya sebesar 50 sentimeter. Sedangkan debit air di jalan tersebut sudah jauh lebih besar. Selain itu terdapat banyak sampah yang memenuhi saluran sehingga menyebabkan air kerap meluber ke jalanan.
Menurut Arief, pembangunan sodetan dari Jalan MH Thamrin ke aras Sungai Cisadane adalah solusi permanen yang ditawarkan Pemkot Tangerang. Pihaknya bahkan telah beberapa kali menyurati Pemprov Banten untuk membuat sodetan demi mengatasi genangan di Jalan MH Thamrin. Namun, hingga kini tidak mendapat respon positif dari Pemprov Banten.
Arief justru mempertanyakan langkah Pemprov Banten memperbesar saluran dari Transmart menuju perumahan Bumi Mas Raya (BMR). Tindakan itu dinilainya tidak efektif mengurangi debit air yang menggenangi jalan tersebut saat musim penghujan tiba.
“Tiap tahun juga sudah kami surati kok. Kita minta Provinsi buat sodetan. Justru dia (Pemprov -red) bikin pelebaran saluran dari Trasmarmart ke BMR. Padahal kalau di-crossing tidak seberat itu masalahnya. Solusi permanennya ya hanya sodetan. Karena sumber pembuangannya yaitu Sungai Cisadane ada di sebelahnya,”ungkap Wali Kota Arief R Wismansyah kepada Satelit News, Jumat (7/4) lalu.
Kepala Dinas PUPR Banten Arlan Marzan, Minggu (10/4), mengatakan banjir di Jalan MH Thamrin disebabkan sistem drainase kawasan perumahan dan pertokoan yang tidak jelas. Air dari perumahan dan pertokoan mengalir ke drainase jalan MH Thamrin. Sehingga, air tersebut tak tertampung di drainase jalan HM Thamrin yang menyebabkan banjir ketika hujan deras mengguyur.
“Kalau yang di Jalan MH Thamrin itu kan dia bukan banjir jalan, tapi banjir kawasan. Jadi kita harus bicarakan dan diskusikan lagi terkait sistem drainase perkotaannya baik di komplek perumahan atau pertokoan,” ujar Arlan.
Dia menjelaskan, pada prinsipnya drainase jalan bukan untuk menampung air dari kawasan perumahan atau pertokoan. Drainase jalan untuk menampung air dari jalan.
Sehingga, dia pun meminta Pemkot Tangerang menangani persolan banjir di kawasan tersebut. Terutama menangani sistem drainase.
“Terkait bagaimana sistem di pertokoan atau perumahan terhadap penampungan air. Kalau Kota Tangerang saya lihat mereka bikin embung. Kalau mengharapkan drainase jalan untuk menampung semua air kawasan ya enggak bisa,” jelas Arlan.
Terkait dengan dugaan banyaknya sampah yang terdapat di drainase jalan MH Thamrin kata Arlan itu akan dibenani. Apalagi, terdapat petugas kebersihan di lokasi tersebut. Pihaknya pun juga akan melihat seksama laporan itu.
“Setiap hari ada yang ke lapangan dan kerja, ada penyedotan. Kalau memang benar kita lihat sama sama apa betul itu? Yang saya tahu dari dulu daerah Thamrin banjir itu karena banjir kawasan,” tuturnya.
Meski demikian, Dinas PUPR Provinsi Banten kata Arlan berencana melebarkan saluran drainase di Jalan MH Thamrin. Fungsinya untuk meminimalisir banjir. Bukan untuk menampung air dari perumahan atau pertokoan.
“Tapi ini tidak bisa menyelesaikan masalah juga kalau kawasan itu tidak punya sistem pembuangan dan penampungan air yang jelas. Di Jalan MH Thamrin banjir kawasan dan itu tidak bisa diselesaikan dengan mengandalkan drainase jalan. Mereka (perumahan dan pertokoan) harus punya drainase sendiri,” tegas Arlan.
Arlan mengatakan rencana pelebaran drainase jalan MH Thamrin belum dianggarkan. Pihaknya masih akan berkoordinasi dengan Pemkot Tangerang.
“Karena kita ingin tahu juga ini sistem drainase perkotaan atau master plan Kota Tangerang terkait pengendalian banjir atau air dari perumahan. Dimana ini pembuangannya,” ucap Arlan. (irfan)