SATELITNEWS.ID, TANGERANG—Nasib Dosen Universitas Indonesia (UI) Ade Armando sungguh apes. Berniat memantau aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR, Ade justru jadi korban pengeroyokan massa.
Pengeroyokan ini bermula ketika massa mahasiswa membubarkan diri usai bertemu tiga Wakil Ketua DPR, yakni Sufmi Dasco Ahmad, Lodewijk Freidrich Paulus, dan Rachmat Gobel.
Massa aksi lain, tampaknya tak senang jika demonstrasi berakhir. Mereka mencari cara agar demo terus berlanjut. Awalnya, para peserta aksi yang mengenakan seragam STM ini mencoba memprovokasi mahasiswa dengan melemparkan botol air mineral ke arah mereka.
Kemudian, massa menarik Ade Armando yang berada di tengah-tengah mahasiswa. Bak buk bak buk… pukulan dan tendangan dilayangkan massa kepadanya. Ade jadi bulan-bulanan. Tak ada perlawanan.
Mukanya bonyok, darah segar mengalir dari dahi dan hidungnya, sampai menetes ke kaos hitamnya yang bertuliskan “Pergerakan Indonesia Untuk Semua”. Matanya bengkak, memar dan lebam. Singkatnya, Ade babak belur. “Bunuh, bunuh Ade Armando,” teriak massa dengan beringas.
Tak cuma dianiaya, Ade bahkan sempat hampir ditelanjangi massa. Celananya sudah dilucuti. Beruntung, polisi melihat aksi tersebut. Ade langsung diselamatkan. Dia dipapah dua polisi. Salah satunya, Wakapolres Jakarta Pusat AKBP Setyo.
Sebelumnya, Ade mengaku tak berniat ikut dalam aksi unjuk rasa bersama mahasiswa. Namun, ia mendukung aspirasi BEM SI yang menolak wacana penundaan pemilu 2024 dan perpanjangan masa jabatan presiden.
“Saya tidak ikut demo. Saya mantau dan ingin mengatakan saya mendukung,” kata dia dikutip dari rm.id.
Aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR, Jakarta Pusat akhirnya berujung ricuh. Kericuhan bermula saat demonstran melempari Gedung DPR dan polisi menggunakan berbagai benda. Mulai dari botol air mineral, batu, kayu, hingga bambu. Pelemparan mulai terjadi sekitar pukul 15.30 WIB.
Polisi awalnya hanya bertahan dengan membuat barikade. Mereka lalu mundur ke dalam Gedung DPR. Dari sana, mereka menembakkan gas air mata. Water Canon maju dan ikut menembakkan air. Massa langsung bubar.
Mereka lari berhamburan. Ada yang ke arah Jalan Gerbang Pemuda, depan TVRI, dan ada yang berlarian ke dalam tol dalam kota lewat tembok di depan Gedung DPR/MPR.
Seluruh ruas Tol Dalam Kota yang mengarah ke Senayan penuh oleh massa. Dampaknya, mobil-mobil yang ada di Tol Dalam Kota Jakarta tersebut tersendat.
Aksi tak berlangsung lama. Sebab, Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran meminta personelnya berhenti menembaki massa dengan gas air mata. (gatot)