SATELITNEWS.ID, SERANG–Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Serang, mendaftarkan 16 Desa untuk mengikuti Anugrah Desa Wisata Indonesia (ADWI) tahun 2022. Sedikitnya, ada 7 desa yang lolos ke seleksi pertama, 500 besar Se-Indonesia.
Sekretaris Disporapar Kabupaten Serang, Beni Kusnandar mengatakan, desa-desa yang lolos ke seleksi pertama antara lain Desa Kubang Baros Kecamatan Cinangka, Desa Katulisan Kecamatan Cikeusal, Desa Wisata Pantai Sambolo Anyer, Desa Wisata Ekraf di Kadugenep Kecamatan Petir, Desa wisata Pulau Tunda, Desa wisata Curug Goong Padarincang dan Desa Wisata Padarincang.
“Potensinya yang pertama di Kubang Baros, menjual potensi alam dari Curug Air Terjun Cikedung. Di situ juga ada ekraf dan camping di pinggir sungai. Kemudian ekraf yang lain di Kabupaten Serang, didominasi ada emping,” kata Beni, Rabu (20/4/2022).
Sedangkan Desa Katulisan tambahnya, masuknya pada kategori ekrafnya, Desa Sambolo keunggulannya wisata pantai dan ekrafnya, Desa Kadugenep produksi tas yang diunggulkan, Desa Wisata Pulau Tunda memiliki keunggulan seperti wisata edukasi pembuatan kapal, Snorkling dan atraksi budaya, Desa Curug Goong menjual curugnya dan ekrafnya termasuk Desa Padarincang daya tariknya adalah Sungai Cikalumpang, yang biasa dipakai arung jeram.
“Jadi dari 3.419 desa Se-Indonesia bersaing. Nah sekarang, sudah ditetapkannya menjadi 500 desa. Setelah itu, diseleksi menjadi 300 besar. Kemudian diseleksi lagi, menjadi 100 besar dan setelah itu ditetapkan menjadi 50 besar,” tuturnya.
Beni menambahkan, setelah masuk 50 besar, nantinya desa-desa tersebut akan dikunjungi langsung oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf). Selain itu, akan mendapat hadiah berupa uang dan sertifikat.
“Mudah-mudahan desa desa ini, terus mengembangkan potensi wisatanya. Sehingga kami berharap, dari 7 desa di Kabupaten Serang akan mewakili Banten dalam ADWI 2022,” tuturnya.
Ditambahkannya lagi, sebelum mendaftarkan desa-desa tersebut di ADWI, pihaknya telah melakukan survey ke lapangan dengan tim dari Disporapar.
“Kami daftarkan setengah bulan yang lalu. Jadi pertama, kami ingin desa-desa itu masuk di jaringan desa wisata,” pungkasnya. (sidik)