BULAN suci Ramadan adalah saat yang paling tepat untuk umat Islam lebih menghayati ajaran dan nilai-nilai dari syariat. Tidak hanya sekadar memperbaiki ibadah mahdah saja yaitu amalan langsung antara hamba dan Tuhannya, tetapi juga amal sosialnya, terlebih lagi amalan antara manusia dengan lingkungan dan alam sekitarnya.
Spirit Ramadan menjadi momentum setiap tahun dalam menata hubungan lebih baik manusia dengan sang Khaliq. Bagi muslim salah satu pertanda amal puasanya diterima adalah bertambah baiknya hubungan atar sesama dengan menghilangkan sifat dengki, benci, sombong, acuh tak peduli kepada sesama. Khususnya kepedulian, tidak sekadar peduli kepada tetangga atau orang lain, tetapi juga peduli kepada hewan, tumbuhan dan lingkungan.
Maka dari itu Ramadan selain mengajarkan untuk saling berbagi kepada sesama juga mengajarkan untuk menjaga dan melestarikan lingkungan, bumi dan alam semesta. Karena itu juga bernilai ibadah yang besar.
Ibadah dalam menjaga kelestarian alam sangat dianjurkan dalam ajaran Islam. Allah berfirman dalam QS Al-A’raf:85, yang artinya: “Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya, yang demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul kamu orang-orang yang beriman.”
Dalam Alquran Al-Baqarah 11 Allah SWT juga mengatakan yang artinya: “Dan apabila dikatakan kepada mereka: Janganlah kamu membuat kerusakan dimuka bumi.“
Ayat ini adalah larangan untuk merusak alam, artinya bagi muslim menjaganya adalah keharusan. Selain itu dalam surat Ar-Rum ayat 41 Allah SWT juga memberikan gambaran kenapa alam ini sudah rusak dikarenakan oleh manusia.
“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”.
Perhatian Islam terhadap penyelamatan dan pemeliharaan lingkungan sangat serius, seperti ancaman bagi mereka yang merusak alam dan bumi. Bagaimanapun Islam sebagai agama yang rahmatan lil-alamin sangat menjaga alam ini dari kerusakan yang bisa berakibat fatal bagi kehidupan manusia itu sendiri.
Dalam hadits disampaikan oleh Abu Hurarah ra. Dia berkata: “Rasulullah saw bersabda ‘siapa yang memiliki tanah hendaklah dia menanaminya, atau hendaklah dia serahkan kepada saudaranya untuk ditanami, jika tidak mau, maka hendaklah dia tahan (kepemilikan) tanah itu (dimanfaatkan kepada orang lain untuk ditanami)” (HR. Bukhary)
Dari dalil di atas sangat jelas bahwa dapat kita pahami Allah SWT memperhatikan kesejahteraan dan keberlangsungan manusia di muka bumi (sustainability). Dengan semua apa yang diberikan berupa nikmat yang banyak diharapkan manusia menjadi orang yang pandai bersyukur.
Kesyukuran kita terhadap karunia dari pencipta perlu direalisasikan. Jika pada bulan suci Ramadan ini selama 30 hari kita mampu menahan lapar dan dahaga, maka kita juga pasti mampu mengubah hal kecil menjadi kebiasaan sebagai bentuk rasa syukur dalam menjaga lingkungan.
Hal kecil yang bisa kita lakukan di bulan Ramadan ini misalnya mengurangi sampah plastik untuk takjil, tidak menggunakan kemasan yang sekali pakai atau mengemas barang tidak terlalu banyak (overwarp). Selain itu juga lebih bijak dalam penggunaan listrik dan internet.
Karena menurut laporan greenpeace “Clicking Clean: Who Is Winning The Race To Build A Green Internet?” dikatakan bahwa aktivitas dalam dunia IT menjadi penyumbang 2 persen per tahun dari total emisi gas rumah kaca. Tentu ini menjadi alarm bagi kita agar segera mengambil tindakan.
Bertepatan dengan Peringatan Hari Bumi atau Earth Day yang jatuh setiap tanggal 22 April. Sangat selaras dengan spirit di Bulan Suci Ramadan ini. Hari bumi ini didedikasikan kepada seluruh masyarakat di dunia agar lebih menyayangi dan menjaga bumi yang kita tinggali ini. Bulan Ramadan adalah bulan yang mengajarkan untuk meningkatkan kepedulian terhadap sesama. Kalau bukan kita siapa lagi, kalau bukan sekarang kapan lagi. Terlebih bagi seorang muslim peduli terhadap alam sekitar merupakan amal ibadah yang bernilai pahala di sisi Allah SWT.
Semoga saat melewati Ramadan tahun ini kita menjadi pribadi yang takwa dan sholeh. Sholeh menjalankan syariat-Nya salah satu bentuknya adalah kesholehan lingkungan. Kita optimis bahwa lingkungan akan baik-baik saja jika ada kepedulian diantara kita semua. (*)
*(Dosen di Institut Teknologi Telkom Jakarta, Wakil Ketua Team UIGreen Metric ITTelkom Jakarta tahun 2021)