SATELITNEWS.ID, SERANG – Angka kematian ibu dan bayi yang baru lahir di Kabupaten Serang masih cukup tinggi. Penyebabnya, selama masa kehamilan masih banyak ibu hamil yang tidak memeriksakan kesehatannya ke fasilitas kesehatan.
Bupati Serang, Ratu Tatu Chasanah mengatakan, berdasarkan data yang diterimanya dari Dinkes pada tahun 2019 ibu meninggal dunia 66 orang dan bayinya 275 orang, tahun 2020 ibu meninggal dunia 64 dan bayinya 260, kemudian pada tahun 2021 naik ibu meninggal dunia sebanyak 77 orang ibu meninggal dan 209 bayi.
“Memang di Kabupaten Serang dari data cukup tinggi,” kata Tatu saat ditemui usai Whorkshop lintas sektor penggalangan komitmen lintas stakeholder dan soft launching program MPHD Indonesia di salah satu hotel di Waringinkurung, (26/4).
Menurut Tatu, ada banyak faktor yang menyebabkan masih tingginya angka kematian ibu dan bayi baru melahirkan, diantaranya kurangnya pemahaman untuk kesehatan kehamilannya masih terbatas.
“Jadi butuh peran semuanya, memang di Kabupaten Serang saya mendapatkan info dan keluhan juga dari para kader ibu hamil ini sangat sulit untuk dikejar agar memeriksakan ke fasilitas kesehatan,” tuturnya.
Namun demikian, kata Tatu pihaknya sekarang ini mendapatkan program dari Pemerintah Pusat melalui USAID bersama dengan Kementerian Kesehatan untuk menurunkan tingkat kematian ibu dan bayi baru lahir.
Kepala Dinkes Kabupaten Serang, Agus Sukmayadi menambahkan, di tahun 2022 ini kasus kematian ibu dan bayi baru lahir paling tinggi tersebar di wilayah kecamatan Tanara.
“Ada berbagai penyebab, kita harapkan peran dari aparat desa, kader menyampaikan informasi yang benar kepada ibu hamil. Agar memeriksakan kesehatannya di Puskesmas,” pungkasnya. (sidik)