Seba Baduy menurutnya, merupakan sebuah tradisi yang sejak lama dilakukan oleh warga adat Kanekes, yang bertujuan untuk menyampaikan pesan agar Pemerintah setempat dapat menjaga kelestarian alam.
“Ini jadi pengingat bagi kita semua, untuk menjaga kelestarian alam baik gunung, darat dan laut. Kelestarian alam terus kami jaga, agar bisa dirasakan oleh generasi selanjutnya,” katanya.
Ia juga mengatakan, Bupati Pandeglang Irna Narulita, sangat mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih atas kunjungan warga Baduy ke Pendopo Pandeglang.
“Atas nama ibu Bupati, saya mengucapkan terima kasih karena warga adat Baduy masih bisa menjaga tradisi, semoga ini jadi contoh warga lainnya,” tandasnya.
Jaro Saidi Putra, yang merupakan jaro tanggungan 12 saat seba berpesan, Pemerintah Daerah (Pemda) Pandeglang harus terus menjaga kelestarian alam agar terhindar dari bencana.
“Kami titip Gunung Karang, Aseupan jeng (dan) Pulosasri. Ulah diruksak, ngajaga alam lain hanya urang Baduy tapi sakabeh masyarakat (jangan dirusak, menjaga alam bukan hanya warga Baduy, tapi semua masyarakat),” harapnya.
Menurut Saidi, tradisi seba ini sudah ada dari ratusan tahun silam yang dilakukan oleh para leluhurnya.
“Seba ini peringatan kepada kita yang mempunyai lingkungan, ini wajib bagi semua bukan hanya kami sebagai warga Baduy. Karena dampak dari rusaknya alam, akan membawa bencana,” tandasnya. (nipal)
BacaJuga :
Seba Baduy menurutnya, merupakan sebuah tradisi yang sejak lama dilakukan oleh warga adat Kanekes, yang bertujuan untuk menyampaikan pesan agar Pemerintah setempat dapat menjaga kelestarian alam.
“Ini jadi pengingat bagi kita semua, untuk menjaga kelestarian alam baik gunung, darat dan laut. Kelestarian alam terus kami jaga, agar bisa dirasakan oleh generasi selanjutnya,” katanya.
Ia juga mengatakan, Bupati Pandeglang Irna Narulita, sangat mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih atas kunjungan warga Baduy ke Pendopo Pandeglang.
“Atas nama ibu Bupati, saya mengucapkan terima kasih karena warga adat Baduy masih bisa menjaga tradisi, semoga ini jadi contoh warga lainnya,” tandasnya.
Jaro Saidi Putra, yang merupakan jaro tanggungan 12 saat seba berpesan, Pemerintah Daerah (Pemda) Pandeglang harus terus menjaga kelestarian alam agar terhindar dari bencana.
“Kami titip Gunung Karang, Aseupan jeng (dan) Pulosasri. Ulah diruksak, ngajaga alam lain hanya urang Baduy tapi sakabeh masyarakat (jangan dirusak, menjaga alam bukan hanya warga Baduy, tapi semua masyarakat),” harapnya.
Menurut Saidi, tradisi seba ini sudah ada dari ratusan tahun silam yang dilakukan oleh para leluhurnya.
“Seba ini peringatan kepada kita yang mempunyai lingkungan, ini wajib bagi semua bukan hanya kami sebagai warga Baduy. Karena dampak dari rusaknya alam, akan membawa bencana,” tandasnya. (nipal)