SATELITNEWS.ID, LEBAK—Beberapa hari terakhir kawasan pantai di Kabupaten Lebak bagian selatan dilanda gelombang tinggi. Salah satunya adalah Pantai Bagedur, Kecamatan Malinggping.
Ketinggian gelombang yang mencapai tiga meter tersebut membuat sejumlah warung terendam. Untuk keselamatan jiwa, pengunjung kemudian dilarang untuk berenang. Di kawasan pantai yang dikenal dengan hamparan pasirnya itu terlihat ombak merendam warung-warung yang berjualan di area setempat. Beruntung insiden itu tidak menelan korban jiwa.
“Betul gelombang tinggi ini sudah terjadi sejak Sabtu 14 Mei 2020 dengan ketinggian hingga mencapai 3 meter. Dampaknya warung yang berada di pesisir pantai terendam, beruntung tidak ada korban jiwa,” kata Ketua Badan Penyelamat Wisata Tirta (Balawista) Kabupaten Lebak, Mumu Mahpudin kepada wartawan, Senin (16/05/2022).
Akibat gelombang tinggi, Mumu untuk sementara melarang para wisatawan yang datang ke Pantai Bagedur untuk berenang di tepi pantai. Karena gelombang tinggi di pesisir pantai Banten selatan berpotensi membahayakan keselamatan para wisatawan. “Untuk keselamatan pengunjung, diharapkan untuk tidak berenang. Sebab, ketinggian air lebih dari tiga meter,” harap Mumu.
“Untuk peringatan dini gelombang tinggi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) di daerah pantai sampai 17 Mei 2022. Karena itu, kita siaga di sini untuk mengingatkan para wisatawan yang datang kesini,” sambung Mumu.
Mumu menambahkan, gelombang tinggi juga merendam belasan warung yang berada di tepi Pantai Bagedur. Warung yang berada di tepi pantai tersebut terendam karena besarnya gelombang yang datang. “Fenomena ini sudah sering terjadi, oleh karenanya untuk menghindari hal yang tidak diinginkan untuk sementara pengunjung diimbau untuk tidak berenang,” tandasnya.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Febby Rizki Pratama membenarkan peristiwa gelombang tinggi yang melanda pantai Lebak selatan. Ia pun berharap dengan adanya kejadian itu para pengunjung pantai jangan memaksa untuk berenang.
“Kita terus berkoordinasi denga relawan maupun Balawista untuk mengetahui kondisi terkini. Untuk korban jiwa tidak ada, ya hanya sebagian material warung saja yang terbawa arus pantai,” pungkasnya. (mulyana)