SATELITNEWS.ID,TANGERANG—DPRD Kota Tangerang meminta Pemkot Tangerang rajin melakukan koordinasi dengan berbagai pihak untuk menangani banjir. Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Tangerang, Ruta Ireng Wicaksono mengklaim pihaknya terus berkoordinasi dengan Pemerintah Pusat dan Provinsi Banten untuk penanganan banjir. Terutama, banjir yang disebabkan oleh luapan sungai atau kali milik Pemerintah Pusat dan Provinsi Banten ketika hujan tiba.
Dia mengatakan koordinasi dilakukan berangkat dari kejadian banjir pada awal 2019 dan 2020 lalu. Dimana hujan yang mengguyur menyebabkan banjir di wilayah Jabodetabek.
“Di Januari 2020 hampir Jabodetabek (banjir) jadi kita sudah koordinasikan dengan Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional) kemudian juga bersama Kemendagri dan PUPR (Provinsi Banten dan Kementerian) kita melakukan rencana aksi untuk penanggulangan banjir,” ujarnya.
Ada beberapa keputusan yang dihasilkan pada koordinasi itu. Seperti soal kesepakatan penanganan sarana prasarana pengendalian banjir yang merupakan kewenangan pemerintah pusat dan provinsi Banten.
“Jadi untuk yang sifatnya lokal ditanggulangi oleh Pemda (Pemerintah Daerah). Kemudian yang sifatnya nasional dan provinsi (Banten) oleh provinsi dan nasional. Seperti contoh penanggulangan di Kali Angke, Cisadane dan Cirarab itu oleh Pemerintah Pusat. Lalu saluran drainase kecil dan jalan itu oleh Pemkot dan Provinsi,” jelasnya.
“Tentunya dalam kejadian di lapangan kita terus koordinasi karena pemerintah pusat atau provinsi Banten ada Satuan kerja seperti jalan MH Thamrin itu kita koordinasikan sama sama melalukan hal di lapangan,” tambah Ruta.
Koordinasi dengan Provinsi Banten ungkap Ruta telah dilakukan beberapa kali. Seperti meminta pemeliharaan sarana dan prasarana pengendalian banjir.
“Koordinasi dengan Provinsi Banten juga beberapa kali saya sudah datang kesana dan juga teman – teman di pemeliharaan di lapangan juga ketika mengoperasikan sebagai contoh hujan mendung, kita koordinasikan,” katanya.
Tak hanya itu, koordinasi juga dilakukan ketika tanda-tanda hujan akan turun alias mendung. Seperti berkoordinasi soal bendungan Batu Belah di Bogor.
“Karena muka air di sana (Batu Belah) kalau sudah ekstrem sampe sampai kesini (Kota Tangerang) bisa enam atau tujuh jam. Kita lakukan koordinasi,” katanya.
“Ketika koordinasi ketika mendung bila permukaan air tinggi kita koordinasikan agar disini dengan yang berwenang di pintu air 10 untuk kemudian pintu di buka supaya air embung atau situ bisa siap menampung air,” pungkasnya. (irfan)