SATELITNEWS.ID, TANGERANG—Sektor perhotelan dan restoran menjadi salah satu yang paling terpukul akibat pandemi global Covid-19. Bukan saja okupansi yang menurun, malah empat hotel di Kota Tangerang terpaksa berhenti beroperasi sementara sampai batas waktu yang tidak ditentukan.
Menurut Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Tangerang, Oman Djumansyah, tingkat hunian hotel di Kota Tangerang benar-benar anjlok. “Kondisi saat ini tingkat hunian hampir di semua hotel berada di bawah 20 persen. Bahkan, empat hotel sudah tutup,” ujarnya kepada Satelit News, Sabtu (04/04) saat ditemui di Sekretariat Partai Golkar.
Empat hotel yang dimaksud menurut Oman adalah Hotel Narita (Cipondoh), Hotel Olive (Cibodas) dan dua Swiss Bell di Bandara Soekarno-Hatta. Demikian pula dengan restoran banyak yang terpaksa memilih tiarap lantaran pengunjung yang sepi, termasuk restoran miliknya yakni Resto Bambu Oju. “Kalau untuk hotel sejak awal Maret tidak beroperasi,” jelasnya. Dampak penutupan operasional tersebut menurut mantan anggota DPRD Kota Tangerang ini, para karyawan harus dirumahkan.
Untuk itulah, ujarnya pihaknya sudah mengajukan relaksasi pajak kepada walikota agar diberi keringanan. “Minimal pajaknya tidak disetorkan dahulu, tetapi dibayar kemudian,” jelasnya. Ini katanya agar biaya pajak untuk sementara bisa dijadikan modal kerja. “Tetap disetorkan, tetapi kita kelola dulu dan akan dikembalikan kalau sudah normal,” jelasnya.
Dia berharap agar kondisi sulit seperti saat ini cepat berlalu sehingga semua kembali normal. Sebab, jika kondisi ini terus berlangsung, maka ujarnya bukan tidak mungkin jumlah hotel yang setop beroperasi akan bertambah.
“Makanya kita harapkan agar ada penundaan pembayaran pajak, PBB atau kalau untuk tingkat satu (provinsi) pembayaran pajak tanpa denda untuk PKB (Pajak Kendaraan Bermotor). Tapi intinya kita tetap bayar kok,” jelasnya.
Selain hotel dan restoran, sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) juga kena imbas Virus Corona. Menurut Kepala Bidang UKM pada Dinas Perindagkop dan UKM Kota Tangerang, Katrina Iswandari, selain sepi, para pelaku UMKM juga mulai kesulitan mencari bahan baku serta susah melakukan pemasaran. “Kalau pun ada bahan bakunya harganya sudah mahal. Omzet mereka juga mengalami penurunan,” jelasnya via WA. (made)
Diskusi tentang ini post