SATELITNEWS.ID, TANGERANG—Dua pertandingan babak semifinal cabang olahraga sepakbola pada Popda X Banten berjalan dramatis. Penentuan pemenang harus dilalui melalui adu penalti.
Babak empat besar yang berlangsung di Stadion Maulana Yusuf, Ciceri, Kota Serang pada Kamis (9/6), memainkan dua pertandingan antara Kabupaten Tangerang melawan Kota Tangerang serta Kota Cilegon menghadapi Kota Tangerang Selatan. Setelah melalui drama penalti, Kota Tangerang dan Cilegon berhak lolos ke babak final.
Kota Tangerang melaju usai mengalahkan Kabupaten Tangerang melalui drama adu penalti yang berkesudahan 5-3. Skor normal 2×40 menit imbang 1-1.
Pelatih Kepala Sepak Bola Popda Kota Tangerang, Ahmad Yani mengatakan sangat bersyukur bisa melenggang ke final. “Bangga sekali bisa sampai partai puncak dengan kondisi yang kurang maksimal di semifinal,” tuturnya.
Kemenangan lewat babak tos-tosan pun didapat Cilegon. Di mana selama 2×40 menit bermain seri dengan Kota Tangerang Selatan (Tangsel) 0-0 kemudian dilanjut penentuan melalui titik putih dengan skor akhir 4-2.
Sebenarnya, sepanjang laga Tangsel selalu mendominasi. Cilegon sendiri hanya mengandalkan serangan balik karena tahu beda kualitas dengan musuh.
Bahkan, dimenit 64, anak didik Das Supriadi harus rela bermain dengan 10 penggawa karena kapten Reza Mandala Thores mendapat kartu merah usai menuai kartu kuning kedua dari wasit Asep Supriatna asal Kota Tangerang. Sayangnya, keunggulan pemain tersebut tak mampu dimanfaatkan anak asuh Bayu Iswadi.
Saat penalti, dari empat algojo yang diturunkan Cilegon, Rivaldi Setiawan, Vinsensius Chrystian F, Riko Drmansyah dan Muchammad Raidil Adha semuanya mampu menjalankan tugasnya dengan baik. Sedangkan Tangsel hanya Chakra Satria Atmaja dan Niko Reyhan Saputra yang mampu menjebol gawang sedangkan M Rafi Yuwanda Saragih dan Febriansyah gagal.
“Inilah sepak bola. Sepanjang pertarungan kami dominan, tapi saat pinalti kami kalah. Tidak ada yang bisa memprediksi semuanya, kita kalah karena kurang beruntung saja,” jelas Pelatih Sepak Bola Popda Tangsel, Bayu Iswadi.
Dengan demikian, pada bentrok selanjutnya, Kota Tangerang akan bersua Cilegon medali emas Popda X Banten yang diputar di Stadion Maulana Yusuf, Ciceri pada Sabtu (11/6). Lalu Tangsel berduel melawan Kabupaten Tangerang memperebutkan medali perunggu.
“Saya akan tetap memberikan intruksi kepada anak-anak untuk tetap all-out. Keping medali perunggu harus kami dapatkan sebagai medali pelipur lara,” pungkasnya.
Sementara itu Kota Tangsel menyalip Kota Tangerang dalam perebutan puncak klasemen Popda X Banten. Hingga Kamis malam, Tangsel sudah memperoleh 46 medali emas, 35 perak dan 39 perunggu. Sedangkan Kota Tangerang meraup 25 medali emas, 25 perak dan 25 perunggu. Di posisi ketiga ada Kota Serang dengan 19 emas, 16 perak dan 28 perunggu.
Keberhasilan Tangsel menyalip Kota Tangerang turut disumbang kesuksesan mereka merajai cabang olahraga renang dan panahan. Di cabor panahan, Tangsel berhasil tampil dominan dengan meraih 16 medali emas, 11 medali perak dan 10 medali perunggu. Sedangkan di peringkat kedua ditempati oleh tuan rumah Kota Serang dengan raihan tiga medali emas, tiga medali perak dan satu medali perunggu.
Uniknya pada cabor panahan Popda X Banten ini hanya dua daerah tersebut yang saling berbagi medali mas, karena posisi ketiga ke bawah tidak kebagian. Diurutan ketiga ditempati Kota Tangerang dengan capaian empat perak dan satu perunggu.
Menanggapi hasil tersebut, Asisten Pelatih Panahan Tangsel, Ria Firida Andriani mengatakan sudah sesuai target. Pihaknya memang menargetkan untuk dapat menjadi juara umum pada cabor panahan Popda X Banten itu.
“Kami memang memasang target untuk menjadi juara umum,” katanya saat ditemui usai perlombaan.
Ia menambahkan, terkait raihan medali emas ia mengaku tim pelatih sebenarnya hanya memasang target 10 medali emas, namun target yang dicanangkan oleh Dispora Kota Tangerang Selatan memang 16 medali emas.
“Sebenarnya tim pelatih hanya menarget 10 medali emas, jadi raihan tersebut melebihi. Sementara untuk target medali yang diplot Dispora Tangsel sih memang 16 medali emas,” ucapnya.
Pelatih Kepala Panahan Tangsel, Neng Siti Sadiah mengaku bangga atas prestasi yang diraih pemanah pelajar mereka.
“Pembinaan kami memang berkesinambungan karena klub pemanah di Tangsel banyak, jadi kita punya banyak bibit regenerasi,” tuturnya. (cmb/bnn/gatot)