SATELITNEWS.ID, LEBAK—Sebanyak lima unit rumah serta jalan poros desa di Kampung Kebon Kalapa, Desa Cilangkap, Kecamatan Kalanganyar, Kabupaten Lebak rusak berat dihantam bencana pergerakan tanah. Kejadian yang terjadi Jumat 10 Juni 2022 lalu itu tidak menelan korban jiwa namun kerugian material diprediksi mencapai Rp1,5 miliar.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Febby Rizki Pratama mengatakan, bencana alam pergerakan tanah yang terjadi Jumat sore itu mengakibatkan lima rumah dan jalan poros desa mengalami rusak berat. “Ada lima rumah terdampak, yakni milik Awaludin rusak berat, Karman rusak berat, Utup terdampak, Aan, Bahrudin terancam,” kata Febby, Minggu (12/06/2022).
“Beruntung kejadian menjelang magrib hingga malam itu, tidak menelan korban jiwa. Sementara pemilik rumah diungsikan untuk menghindari hal yang tidak diinginkan,” sambung Febby.
Bencana pergerakan tanah, selain merusak rumah warga, juga merusak jalan poros desa di kampung setempat. Kondisinya yang rusak berat, kata Febby untuk sementara ditutup dari aktivitas kendaran. “Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, rumah yang terdampak dipasang garis line sementara jalan kita tutup dan dijaga warga agar tidak ada kendaran yang memaksa melintas. Untuk kerugian material rumah dan jalan ditaksir mencapai Rp1,5 miliar,” papar Febby.
“Untuk jalan kita sudah meminta bantuan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Lebak, dan hari ini (Minggu 10 Juni 2022) sedang ditangani kedaruratan agar jalan tersebut bisa segera digunakan,” timpalnya.
Febby menjelaskan, fenomena pergerakan tanah di wilayah tersebut bukan kali pertama terjadi. Pada 27 Januari 2022 lalu, pergerakan tanah juga terjadi. Pergerakan tanah di Cilangkap disebabkan terjadinya pelapukan tanah karena struktur tanah berpasir, akibat erosi dan pelunakan oleh aliran Sungai Ciujung. “Kekuatan tanah mengalami pelemahan sehingga gaya penahan pada bagian bawah sungai berkurang,” ucap Febby.
Erosi juga dikarenakan bidang longsoran merupakan titik benturan arus sungai yang cukup deras, sehingga tanah tidak tergelincir keluar lereng tapi ambles di titik paling lemah. “Tentu ini masih diperlukan penelitian lebih lanjut dan komprehensif dengan melibatkan ahli Geologi untuk menghindari dampak yang lebih besar dan dapat mengancam pemukiman lebih luas,” imbuhnya.
Kepala Dinas PUPR Lebak Irvan Suyatupika membenarkan saat ini telah dilakukan penangan darurat terhadap jalan poros desa yang terdampak bencana pergerakan tanah. “Setelah BPBD meminta bantuan kita terjunkan alat berat, dan saat ini tengah dilakukan pekerjaan darurat terhadap jalan yang terdampak,” pungkasnya.(mulyana)