SATELITNEWS.ID, JAKARTA–Elektabilitas Ganjar Pranowo terus naik belakangan ini. Namun, belum ada partai yang meminangnya buat maju di pilpres. PDIP juga belum memutuskan usung Gubernur Jawa Tengah itu. Dengan ratingnya yang meninggi, sebaiknya Ganjar merendahkan hati biar partai tertarik kasih tiket.
Terus meroketnya elektabilitas Ganjar, terlihat dari hasil survei Charta Politika yang dirilis, Senin (13/6). Dalam survei berjudul Membaca Situasi Dan Konstelasi Elektoral Pasca Rakernas Projo itu, tingkat keterpilihan Ganjar sudah melampaui 30 persen. Baik dalam simulasi 10 nama, maupun 3 nama.
Dalam simulasi 10 nama, Ganjar di urutan pertama, meraup elektabilitas 31,2 persen. Sementara Prabowo Subianto di urutan kedua, hanya mendulang 23,4 persen. Lalu Anies Baswedan di urutan ketiga membukukan 20 persen. Sisa 7 nama lainnya, tingkat keterpilihannya masih di angka 1 digit.
Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya mengatakan, hasil survei ini menunjukkan, kecenderungan publik dalam memilih capres idolanya semakin mengerucut ke 3 nama. Sisanya, cenderung stagnan.
“Ada pembekuan pemilih terhadap calon selain 3 nama ini,” kata sosok yang karib disapa Toto ini, dikutip dari Rakyat Merdeka.
Sementara dalam simulai 3 nama, Ganjar kembali unggul. Bahkan elektabilitasnya melesat hingga 36,5 persen, Prabowo 26,7 persen, lalu Anies 24,9 persen. Sisanya 11,9 persen tidak tahu.
Ia memperkirakan, meroketnya elektabilitas Ganjar tidak terlepas dari kehadiran Presiden Jokowi di acara Rakernas Projo di Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (22/5) lalu. Apalagi ada sinyal-sinyal Jokowi dalam pidatonya di acara itu, ditafsirkan oleh sebagian kalangan sebagai kode dukungannya ke Ganjar.
“Saya tidak bisa (pastikan) disebabkan oleh rakernas Projo, tapi bisa dibuat hipotesa kalau dalam waktu yang bersamaan memang salah satu momen yang berpengaruh besar dan memberitakan mencapreskan Ganjar,” lanjutnya.
Uniknya lagi, mayoritas pemilih PDIP lebih memilih Ganjar dari pada Puan Maharani, sosok yang digadang-gadang bakal dijagokan oleh Banteng. Data Charta Politika, 68,5 persen pemilih PDIP memilih Ganjar. Sementara Puan hanya didukung okeh 6,2 persen saja.
Survei Charta Politika ini memang digelar setelah Rakernas Projo, yakni periode 23 Mei-2 Juni 202 dengan metode wawancara tatap muka. Penentuan sampel pada survei dilakukan dengan metode multistage random sampling, terhadap 1.200 responden dengan margin of error sebesar 2,83 persen dan quality control 20 persen dari total sampel.
Bagaimana tanggapan PDIP terkait survei ini? Politisi senior PDIP, Hendrawan Supratikno santai merespons terus meningkatnya rating Ganjar. Menurutnya, hasil survei itu masih fluktuatif.
“Harus dicatat, hasil-hasil demikian akan terus naik turun sesuai momentum dan waktu survei dilakukan,” kata Hendrawan.
Hingga saat ini, PDIP sebagai satu-satunya partai yang bisa mengusung calon sendiri, karena mencukupi syarat presidential threshold belum juga mengumumkan secara resmi jagoannya.
“Survei memberi masukan dalam proses berdialektika dengan berbagai kondisi yang terus berkembang. Yang penting, PDIP terus membangun kesadaran kolektif dalam membangun soliditas dan bonafiditas kepartaian,” lanjutnya.
Bagaimana penilaian pengamat politik? Direktur Lingkar Madani, Ray Rangkuti menilai, tingkat elektabilitas yang sudah melampaui 30 persen akan banyak ujiannya. Di antaranya, ujian kesetiaan dan rendah hati.
Dia menyarankan, Ganjar untuk tetap merendah. Hal ini mengingat, elektabilitas tinggi saja tidak cukup untuk nyapres. Perlu ada partai.
“Kalau sudah merasa tinggi, partai nggak akan mau mengusungnya. Apalagi sampai saat ini belum ada parpol yang memberikan tiket. PDIP juga belum,” ujarnya. (gatot)