SATELITNEWS.ID, JAKARTA –Ketua Umum NasDem, Surya Paloh terus melakukan penjajakan dengan partai-partai lain untuk memajukan Anies Baswedan jadi capres. Setelah kemarin ketemu PKS, hari ini Paloh akan bertemu dengan Demokrat.
Nama Anies menjadi salah satu bakal capres yang dijagokan NasDem dalam rakernas. Selain Anies, ada Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dan Ganjar Pranowo.
Namun, dari tiga nama tersebut, NasDem dikabarkan lebih sreg ke Anies. Apalagi Anies merupakan salah satu pendiri NasDem. Paloh juga disebutkan pernah mengusulkan Ganjar-Anies ke Presiden Jokowi.
Pertemuan Paloh dan Presiden PKS Ahmad Syaikhu digelar di Kantor DPP NasDem, Gondangdia, Jakarta. Syaikhu dan jajarannya datang sekitar pukul 13.15 WIB.
Kehadiran Syaikhu cs disambut Wakil Ketua Umum dan Ketua DPP NasDem, Ahmad Ali dan Willy Aditya. Hadir juga Roberth Rouw, Sugeng Suparwoto, dan Effendy Choirie alias Gus Choi.
Dari PKS, selain Syaikhu dan Sekjen PKS, Aboe Bakar Alhabsyi, ada juga Wakil Ketua Majelis Syura PKS Sohibul Iman dan Ketua DPP Al Muzzamil Yusuf. Mereka langsung bersalaman dan cipika-cipiki.
Rombongan PKS kemudian dipersilakan masuk ke lobi gedung. Aboe dan Gus Choi sempat melambaikan tangan ke wartawan. Willy pun memberikan salam jempol.
Pertemuan dilakukan tertutup. Usai pertemuan, Paloh dan Syaikhu menggelar jumpa pers.
Saat ditanya hasil pertemuan? Paloh mengatakan, partainya dengan PKS memiliki banyak kesamaan. Terutama kesadaran dalam membangun suasana yang kondusif jelang kontestasi nasional.
“Ada banyak kesamaan pandangan pikiran yang amat sangat dimungkinkan untuk dikolaborasikan bersama sejak dini agar kualitas Pemilu pada tahun 2024 kondusif,” kata Paloh.
Kata dia, pertemuan ini menjadi awal yang baik untuk sesuatu lebih besar ke depannya. Keduanya juga berupaya membangun kesadaran politik yang baik untuk masyarakat jelang Pemilu 2024. Terutama untuk tetap menjaga semangat solidaritas persatuan dan kesatuan anak bangsa sebagai konstituen.
“Suasana yang jauh lebih membanggakan dan memberikan juga gambaran kepada bangsa-bangsa lain, bahwa bangsa Indonesia sebenarnya amat siap menghadapi Pemilu yang bebas pada tahun 2024,” ujarnya.
Di kesempatan sama, Syaikhu menambahkan, pertemuan siang itu menghasilkan banyak persamaan. Harapannya bermuara pada titik temu untuk agenda yang lebih besar lagi, yakni Pemilu 2024.
Namun, mantan wakil wali kota Bekasi itu menegaskan, pertemuan partainya dengan NasDem belum menyepakati terjadinya koalisi. Dia akan terlebih dulu melaporkannya kepada Majelis Syura PKS sebagai pengambil keputusan.
“Insya Allah, mudah-mudahan dari langkah baik ini, dengan niat yang baik ini untuk memperbaiki negeri kita, mudah-mudahan Allah memberikan jalan untuk memudahkan kebersamaan, kolaborasi membangun negeri lebih baik,” katanya.
Adapun pertemuan NasDem dan PKS menghasilkan tiga kesepahaman. Pertama, membangun kesadaran masyarakat untuk tetap mengungkapkan harkat martabat dirinya sebagai warga negara dalam nilai-nilai Pancasila, di atas kepentingan kelompok dan golongan.
Kedua, menjadikan Pemilu serentak 2024 sebagai instrumen demokrasi yang penuh semangat toleransi dan persatuan bangsa. Terakhir, menyepakati persiapan kerja sama Pilpres 2024 dalam waktu yang ditentukan bersama.
Setelah bertemu dengan PKS, rencananya hari ini NasDem juga akan bertemu dengan Partai Demokrat yang dipimpin Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY. Pertemuan akan dilakukan di NasDem Tower.
Informasi tersebut langsung disampaikan Paloh saat menjawab pertanyaan awak media, terkait sikap NasDem dalam menjajaki koalisi jelang Pemilihan Presiden 2024 mendatang.
Lalu apa penilaian pengamat politik dengan manuver NasDem yang terus jual Anies?
Pengamat Politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin menilai, banyak keuntungan yang didapat NasDem jika terus berikhtiar mempromosikan Anies. Salah satunya lumbung suara. Karena istilah Anies efek sudah muncul.
“All out-nya Surya Paloh dengan mengusung Anies yaitu bisa mendapatkan efek elektoral yang bagus,” tukas Ujang saat dihubungi Rakyat Merdeka, kemarin.
Tidak ada yang perlu dikoreksi kegenitan Paloh menjual Anies. Sudah benar. Sesuai dengan etika berpolitik.
“Apa yang dilakukan Surya Paloh menjual Anies itu sudah pas. Karena jika menjual Ganjar, Ganjar punya partai lain. Menjual Andhika, juga masih TNI aktif. Yang cocok yang menjual Anies,” pungkas Direktur Eksekutif Indonesia Political Review itu. (rmid)