SATELITNEWS.ID,TANGERANG—Bidang Pembinaan dan Prestasi (Binpres) KONI Kabupaten Tangerang menggelar analisa dan evalusi (Anev) terhadap pelaksanaan Pusat Latihan Cabang (Puslatcab) Tangerang Gemilang. Anev dilakukan untuk mendata kekuatan dan kendala yang dihadapi cabor selepas dikeluarkannya Surat Keputusan tentang nomor dan kelas yang akan dipertandingkan pada Porprov VI Banten di Kota Tangerang.
Anev dikhususkan untuk melihat seberapa banyak potensi medali emas Kabupaten Tangerang yang hilang akibat munculnya nomor dan kelas yang “aneh”. Nomor dan kelas yang “aneh” adalah yang tidak dipertandingkan di PON dan diperuntukkan buat pembinaan usia dini.
“Dari hasil anev ada 45 potensi medali emas Kabupaten Tangerang yang hilang akibat nomor dan kelas yang aneh. Seperti di cabor bermotor disiplin road race dimana dipertandingkan nomor untuk anak usia 10 hingga 14 tahun dan 16 tahun, dimana di PON tidak dipertandingkan nomor tersebut,” ujar Udin Saprudin, Wakil Ketua Bidang Binpres KONI Kabupaten Tangerang.
Nomor aneh juga terjadi di cabor menembak dimana nomor air rifle yang dipertandingkan di PON dipangkas menjadi dua nomor saja yakni nomor air rifle putra dan putri. Sementara untuk nomor air rifle beregu putra dan air rifle beregu putri serta mix tidak dipertandingkan.
“Kita memastikan akan bersiap lebih dengan melakukan analisa terkait itu dan evaluasi untuk mencari solusi dari kehadiran nomor dan kelas aneh,” ungkap Udin.
Anggota Bidang Binpres Reza Ibnu Malik mengatakan sejauh ini cabor dan KONI Kabupaten Tangerang sudah mulai merancang strategi untuk mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang terjadi. Dimana antisipasi ini menjadi bagian dari strategi secara umum untuk bisa tetap mendulang medali emas sebanyak-banyaknya.
“Fokus atlet dan pelatih Puslatcab Tangerang Gemilang saat ini adalah tetap berlatih, berlatih dan berlatih. Kami tidak ingin hal ini mempengaruhi persiapan yang sudah dilakukan atlet dan pelatih, kami yakin persiapan matang akan membuat atlet kami kuat menghadapi segala tantangan yang ada,” ujar Reza. (jpg/gatot)