SATELITNEWS.ID, PANDEGLANG – Seiring melimpahnya buah kelapa di wilayah Kabupaten Pandeglang, membuat para petani kopra terus menggenjot produksi kopra. Namun saat ini, harganya bikin tepak jidat para petani setempat.
Menurut informasi yang dihimpun satelitnews.id, semula pasaran harga kopra mencapai Rp12.000/Kg, akan tetapi saat ini harganya hanya dibandrol Rp10.500/Kg. Kondisi itulah, membuat para petani kopra kebingungan.
Seorang petani kopra di Kecamatan Cigeulis, Kabupaten Pandeglang, Saepudin membenarkan, harga kopra bikin tepak jidat.
Sebab, ada penurunan harga drastis dari harga sebelumnya. Bahkan katanya, dalam seminggu penurunannya hingga 2-3 kali.
“Ya harga kopra kembali mengalami penurunan, kali ini turunnya drastis banget. Bayangkan saja, dalam seminggu 2-3 kali harga terus turun. Tentu ini bikin tepak jidat, khususnya kami para petani kopra,” kata Saepudin, saat dihubungi via WhatsApp (WA), Selasa (5/7/2022).
Padahal, produksi kopra di Kabupaten Pandeglang katanya, sedang digenjot seiring dengan melimpahnya buah kelapa belakangan ini.
Namun kini harga penerimaan kopra di sejumlah pabrik minyak, yang ada di Jakarta dan Surabaya rata-rata hanya dibandrol Rp10.500/Kg.
“Sebelumnya harga kopra di Jakarta dan Surabaya, tembus diangka Rp12.000/Kg, namun saat ini hanya dihargai Rp10.500/Kg. Kemungkinan itu juga turun lagi, karena dalam seminggu turun terus,” keluhnya.
Ia mengaku, tidak mengetahui dampak dari penurunan harga tersebut. Dengan turunnya harga itu ternyata dikatakannya, tak hanya berdampak pada petani kopra saja, namun petani kelapa juga terdampak.
“Saya tidak tahu alasan, kenapa harga kopra terus mengalami penurunan. Kalau harga terus turun kasihan ke petani kelapa juga, karena harga kelapa pasti ikut anjlok,” ujarnya lagi.
Saepudin menambahkan, dalam seminggu ia mampu menampung kopra kering mencapai 15-20 ton. Kopra itu didapat dari petani, yang ada di daerah Cigeulis, Panimbang hingga Cibaliung dan hasil produksi sendiri.
“Kalau saya, kopranya hasil produksi sendiri. Tapi suka juga rekanan sesama petani yang kirim kopra, ke gudang saya,” tandasnya.
Senada, petani kopra lainnya, Apang, merasakan hal serupa. Harga kopra ditingkat petani maupun pengepul mengalami penurunan.
Hal itu membuat dirinya kebingungan, karena bisa-bisa jomplang dengan biaya produksi.
“Kopra harganya turun lagi, bingung kalau terus-terusan turun. Karena bisa jomplang dengan harga produksi. Mudah-mudahan harganya dapat stabil lagi,” imbuhnya. (nipal)