SATELITNEWS.ID, TANGSEL—Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di SMA Negeri 5 Tangerang Selatan menyisakan masalah. Sejumlah orang tua murid menggeruduk sekolah tersebut untuk memprotes hasil PPDB yang dinilai tidak adil.
Perwakilan orang tua siswa, Mariyati menuturkan, pihaknya mendatangi SMA Negeri 5 Tangsel untuk mencari solusi bagaimana anak-anaknya bisa diterima dan mengenyam pendidikan di sekolah tersebut.
Dia menilai ada ketidakadilan dalam pelaksanaan PPDB yang dilakukan oleh SMA Negeri 5 Tangsel. Salah satunya pada jalur zonasi. Maryati mengaku anaknya yang tinggal sekitar 800 meter dari sekolah itu tidak bisa masuk. Sementara teman anaknya yang berjarak dua rumah dari dirinya bisa masuk ke sekolah itu.
“Tempat tinggal itu cuma beda 2 rumah dari rumah saya, pada saat itu saya konfirmasi, pada saat saya konfirmasi anak beliau (tetangga,Red) tidak masuk, tetapi pada kenyataannya mereka masuk. Kira-kira terpangkas sekitar 300 meter, dari 800 meter menjadi 429 meter, sekitaran 300 meter lebih terpangkas,” ujarnya saat ditemui di SMA Negeri 5 Kota Tangsel, Pondok Aren, Senin (18/7).
Mariyati juga mempertanyakan terkait jalur prestasi. Anaknya yang memiliki prestasi sama dengan anak yang telah diterima di SMA Negeri 5 Tangsel tidak diterima. Dia mengaku kecewa dengan kebijakan itu dan mempertanyakan kejanggalan tersebut.
Dia juga mengaku sedih karena tetangganya yang merupakan seorang anak yatim juga tidak diterima masuk SMA Negeri 5 Kota Tangsel. Padahal tetangganya memiliki Kartu Indonesia Pintar (KIP).
“Dia (anak tetangganya, red) menggunakan jalur afirmasi, dia memiliki kartu KIP, anak yatim, tetapi di sini tidak bisa masuk. Sudah jelas dia memiliki kartu KIP, tapi disini tidak bisa masuk ke jalur itu, tidak bisa dipergunakan kartu itu,” paparnya.
Dengan berbagai ketidakadilan itu, maka Mariyati bersama beberapa orang tua lainnya mendatangi SMA Negeri 5 Tangsel untuk untuk meminta penjelasan dari pihak sekolah.
“Disini yang jelas apa yang menjadi keberatan kami, kenapa? Ada apa di sini? Sedangkan kami sebagai putra wilayah ingin mendidik anak, ingin menyekolahkan anak, bukan apa-apa, sebegitu sulitnya. Sementara untuk pihak sekolah, kepala sekolahnya itu susah untuk ditemui,” terangnya.
Wali siswa lainnya, Lia memaparkan, dirinya sudah beberapa kali mendatangi sekolah itu karena telah dijanjikan untuk bertemu. Tapi, setiap kali datang ke sekolah, pihak sekolah seakan-akan enggan untuk menemui dirinya yang telah menunggu.
“Setiap hari saya ke sini, tapi sebatas di pintu gerbang, waktu pertama alasannya MPLS, oke kita tunggu, berikutnya belum ada namanya, terus kemarin hari Kamis rapat, jumat libur, sabtu memang libur, tapi hari ini begini lagi coba,” tuturnya.
Pantauan di lokasi, para orang tua siswa terlihat bertanya kepada sekuriti sekolah soal keberadaan pihak sekolah, terkhusus panitia Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dan Kepala SMA Negeri 5 Kota Tangsel.
Wartawan juga berupaya mengkonfirmasi pihak panitia PPDB serta Kepala SMA Negeri 5 Kota Tangsel, namun tidak ada di lokasi. Menurut pengakuan seorang Guru SMA Negeri 5 Tangsel, Ojat, kepala sekolah serta panitia PPDB sedang tidak ada di sekolah. (jarkasih)
© 2024 Satelit News - All Rights Reserved.