SATELITNEWS.ID, TANGERANG—Sebanyak 1.045 mahasiswa Universitas Islam Syekh Yusuf (Unis) Tangerang mengikuti kegiatan Kuliah Kerja Kemasyarakatan (KKK). Ribuan mahasiswa ini terbagi dalam 22 kelompok dan disebar di 10 kelurahan di Kota Tangerang serta 12 desa di Kabupaten Tangerang. Masing-masing kelompok terdiri atas 50 orang. KKK Unis tahun akademik 2022/2023 mengambil tema “Kolaborasi Penanggulangan Penurunan Angka Kemiskinan dan Pengangguran”
Senin (08/08/2022) pagi dilakukan pelepasan yang turut dihadiri oleh Wakil Wali Kota Tangerang Sachrudin, dari Pemkab Tangerang hadir Asisten Bidang Tata Pemerintahan dan Kesra. Sachrudin mengatakan, dalam program kegiatan KKK ini mahasiswa akan melihat secara langsung dinamika kehidupan bermasyarakat dengan segala tantangannya.
“Hal ini akan menjadi tantangan sekaligus kesempatan bagi rekan – rekan mahasiswa KKK untuk lebih mengenal Kota Tangerang dan keberagaman masyarakatnya,” ucapnya. “Identifikasi permasalahan di wilayah masing – masing, ciptakan solusi dan inovasi melalui rencana aksi guna terwujudnya tujuan kegiatan KKK ini,” tambahnya.
Sachrudin yang tak lain juga alumnus Unis Tangerang turut berpesan mahasiswa dapat melaksanakan tugas ini dengan rasa tanggung jawab dan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat. “Implementasikan ilmu yang sudah didapat dari perkuliahan, berikan yang terbaik untuk masyarakat guna menciptakan perubahan – perubahan di masyarakat lebih baik lagi,” tuturnya.
Sementara, Rektor Unis Tangerang Prof Mustafa Kamil menjelaskan, ada beberapa hal yang ditekankan kepada mahasiswa peserta KKK. Yang pertama adalah kerja sama dengan masyarakat dalam menjalankan persoalan strategis. “Kan mereka sudah punya ilmu ketika di bangku kuliah, kemudian kalau bisa ada inovasi yang dilakukan bersama masyarakat dengan mengembangkan berbagai program sesuai kebutuhan masyarakat,” jelasnya.
Terutama pada saat pandemi seperti ini ada banyak hal yang memprihatinkan, khususnya terkait peningkatan pengangguran dan kemiskinan serta keterbelakangan kesehatan. “Mahasiswa tentu tidak akan bisa menyelesaiakan persoalan ini, tapi intinya saya ingin mahasiswa belajar bersama masyarakat dan juga mahasiswa mampu memfasilitasi serta bekerja sama dengan pihak lain, pemda maupun dunia usaha dan dunia industri (DUDI) untuk menyelesaikan persoalan-persoalan masyarakat,” jelasnya.
Kemudian mahasiswa juga diharapkan mampu mengembangkan program-program strategis bersama pemda. “Karena teman-teman dinas baik kabupaten/kota sudah terbuka program tersebut, sehingga program yang dimaksud sesuai dengan program yang dikembangkan masing-masing pemda,” jelasnya.
Dia menambahkan, jika terjadi sinergi antara program yang dikembangkan oleh kampus dan dengan OPD tentu ini ujarnya akan menjadi hal yang positif untuk pengembangan pembangunan masyarakat. “Yang paling penting adalah the bridging gap, karena mahasiswa bukan super man,” jelasnya. (made)