SATELITNEWS.ID, PANDEGLANG – Supaya para pemuda di Pandeglang tak disusupi ideologi terorisme, Mantan Kapolda Banten yang saat menjabat Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol. Dr. Boy Rafli Amar, mengingatkan agar waspada.
Kata Boy, ideologi terorisme itu harus diwaspadai karena dapat memecah belah keutuhan NKRI.
“Karakter ideologi terorisme itu membenci Negara sendiri, membenci ideologi Negara Indnesia sendiri yakni, ideologi Pancasila,” kata Boy, saat berkunjung ke Kampus Universitas Mathla’ul Anwar (UNMA) Banten, Kamis (11/8/2022).
Ditegaskannya, pemuda adalah usia 18 sampai 65 tahun, maka dari itu ia menilai bahwa pemuda yang tentunya punya tugas tanggung jawab menjaga NKRI.
“Pemuda zaman dulu insan manusia luar biasa begitu besar hebatnya dapat menyatukan Nusantara itulah jadi cikal bakal pahlawan kusuma bangsa merebut kemerdekaan dari penjajahan- penjajahan bangsa asing. Dan itulah keteladan masa lalu dan kita adalah generasi penerus,” tambahnya.
Ketika Indonesia sudah merdeka pesannya, sebagai generasi penerus harus bisa menjaga keutuhan NKRI. Menolak paham atau ideologi yang akan menghancurkan NKRI.
“Kalau kita tidak bisa menjaga maka kita termasuk pemuda rugi. Untuk itu kita harus teruskan perjuangan berkobar demi kepentingan bangsa dan Negara,” harapnya.
BNPT mengajak semua pihak, membangun kekuatan karakter nilai bangsa dalam menghadapi terorisme. “Karakter terorisme itu, membenci negaranya sendiri bersifat intoleran, anti kemanusiaan, menghalalkan segala cara dalam mencapai tujuan dan bahkan bisa menyakiti orang lain dengan menggunakan kedok agama,” terangnya.
Boy mengungkapkan, mayoritas masyarakat Indonesia membenci kekerasan karena memang ajaran agama Indonesia oleh para Wali yakni, Agama Islam Rahmatan Lil ‘alamin.
“Hidup bertoleransi karakter Islam dikembangkan oleh Wali di Indonesia. Tetapi pemuda lebih dari 2000 ribu berurusan terorisme ciri khasnya menghalalkan kekerasan,” pungkasnya.
Pemuda sudah mulai terpapar oleh ideologi terorisme yang memang tidak terasa tidak bergejala. Seperti halnya virus Corona.
“Dalam menghadapi virus intoleransi makanya BNPT berikhtiar perkuat penguatan wawasan kebangsaan, karena terorisme menjual ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya. Agar apa menjadi karakter memusuhi ideologi tidak bisa terpenuhi,” tuturnya.
Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Banten, Dr. KH. Amas Tadjuddin mengatakan, kalau kedatangan Kepala BNPT dan juga mantan Kapolda Banten Komjen Pol Boy Rafli Amar, dalam rangka kunjungan kerja
menghadiri acara Ekspresi Indonesia muda dalam dalam pencegahan radikalisme dan terorisme dengan pitutur kebangsaan
“Diikuti oleh Organisasi Kepemudaan kabupaten dan kota, Bem , pelajar, dan pondok pesantren. Untuk ikut dalam pencegahan radikalisme dan terorisme,” ungkap Amas.
Rektor UNMA Banten, Prof. Dr. H E.Syibli Syajaya, menuturkan, acara diselenggarakan oleh BNPT sungguh tepat.
“Ini sungguh tepat kepada pelajar, OKP. Bisa memberikan pencerahan jangan sampai terjerumus exstrim kanan dan exstrim kiri tetapi kiprahnya menjadi pemuda harapan bangsa,” ujar Syibli.
Oleh karenanya, Ia sangat bergembira karena pemuda memiliki tanggungjawab besar bagi kelestarian bangsa ini. Pemuda diisi wawasan keilmuan untuk bisa menangkal ideologi terorisme.
“Sehingga dapat menjaga keutuhan NKRI. Pemuda sebagai generasi perjuangan untuk NKRI harga mati,” imbuhnya. (nipal)