SATELITNEWS.ID, SERANG – Parameter Politik Indonesia, merilis hasil survei terbaru terkait peta kekuatan bakal calon gubernur Banten 2024.
Dari tujuh tokoh dengan modal politik paling tinggi yaitu, Wahidin Halim, Andika Hazrumy, Rano Karno, Arief R Wismansyah, Ahmad Zaki Iskandar, Airin Rahmi Diany dan Iti Octavia.
Dari ketujuh tokoh itu, terdapat tiga tokoh mendapatkan tingkat akseptabilitas tinggi, yakni, Andika Hazrumy 68,1 persen, Wahidin Halim 67,7 persen, dan Rano Karno 65,5 persen.
Rilis Parameter Politik Indonesia itu, menujukan Andika Hazrumy lebih berpeluang dalam Pilkada kedepan. Lantaran masih memiliki kenaikan elektabilitas yang masih besar.
“Andika Hazrumy memiliki potensi kenaikan elektabilitas yang masih besar ke depan seiring dengan semakin dikenalnya figur Andika Hazrumy di mata masyarakat,” kata Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, dalam keterangan tertulisnya, Senin (15/8/2022).
Ia menyimpulkan, jika dilakukan pemilihan pada hari ini secara head to head, akan ada tiga tokoh yang akan bersaing ketat. Yaitu Wahidin Halim, Andika Hazrumy, dan Rano Karno.
“Jika pemilihan gubernur dilakukan hari ini, maka ada tiga tokoh yang akan bersaing ketat yaitu Wahidin Halim, Andika Hazrumy, dan Rano Karno,” katanya.
Adi menjelaskan, terkait beberapa metodologi penelitian dalam peta Pilkada Banten tersebut. Yaitu sampel penelitian merupakan warga Banten yang telah memiliki hak pilih sesuai Undang Undang yang berlaku.
Jumlah kuisioner sebanyak 800 responden diambil dengan menggunakan metode stratified multistage random sampling. Tentunya dengan margin of error sebesar ± 3,4 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Stratifikasi, kata Dia, dilakukan pada jenis kelamin responden dan proporsi populasi kota/kabupaten dengan pengumpulan data dilakukan dengan metode face to face interview menggunakan kuisioner yang dilakukan oleh surveyor terlatih.
“Pengambilan data dilakukan pada tanggal 23 Juli sampai 4 Agustus 2022 oleh enumerator yang telah terlatih dan berpengalaman,” paparnya
Saat pengambilan kuisioner, ucap Adi, menggunakan protokol kesehatan, dimulai tahap pemilihan dan pelatihan SDM yang berkualitas hingga Spot Check sebanyak 20 persen data.
“Hasilnya, Jika pemilihan gubernur dilakukan hari ini, maka ada tiga tokoh yang akan bersaing ketat yaitu Wahidin Halim, Andika Hazrumy dan Rano Karno,” ujarnya lagi.
Akan tetapi, ungkap Adi, tingkat kepuasan terhadap kinerja Wahidin Halim yang tidak terlalu besar hanya 56,3 persen. Kemudian aspirasi pergantian kepemimpinan yang sangat besar mencapai 58,9 persen.
“Sehingga membuat posisinya menjadi sulit jika harus berhadapan dengan kompetitor secara head to head,” ucapnya.
Ia menilai, Andika Hazrumy memiliki potensi kenaikan elektabilitas yang masih besar kedepan seiring dengan semakin dikenalnya figur Andika Hazrumy dimata masyarakat.
Akan tetapi, pemilihan wakil menjadi faktor krusial dalam memenangkan pilkada Banten 2024 mendatang.
“Sementara ini ada 7 tokoh dengan modal politik paling tinggi yaitu Wahidin Halim, Andika Hazrumy, Rano Karno, Arief R Wismansyah, Ahmad Zaki Iskandar, Airin Rahmi Diany dan Iti Octavia,” katanya.
Adi berpendapat, faktor emosional masih mendominasi motif untuk memilih gubernur 48,3 persen. Sedangkan memilih karena faktor rasional ada 32,9 persen.
“Sementara memilih karena faktor sosiologis atau identitas seperti kesukuan dan agama hanya 1,0 persen,” pungkasnya.
Ia merekomendasikan, membangun citra dan kedekatan emosi dengan pemilih menjadi hal yang paling penting untuk para bakal calon gubernur ke depan.
Sementara itu, lanjut Andi, konstituen Wahidin Halim memilihnya karena dianggap memiliki kinerja baik dan berpengalaman.
Konstituen Andika Hazrumy memilihnya karena dianggap sebagai figur mudan, baik hati dan dipersepsikan mampu melanjutkan program pemerintah sebelumnya.
Sementara konstituen Rano Karno memilihnya karena dianggap populer dan menginginkan terjadinya perubahan di Banten.
“Jika Wahidin Halim tidak maju pada pemilihan Gubernur mendatang, maka Andika Hazrumy sementara ini memimpin kontestasi dengan selisih yang cukup tinggi dengan lawan lawannya,” tuturnya.
Seandainya ada calon Gubernur Banten membagikan uang kepada masyarakat, agar mau memilih dirinya? Ucap Adi, jawaban dari masyarakat hasil survei tersebut 81,9 persen menerima.
“Menerima dalam arti belum tentu memilih calon atau tokoh tersebut. Sementara 11,4 persen menolak. Sisanya 8,7 persen menerima dan berkomitmen untuk memilih calon tersebut. Pada bagian lain, 5,6 persen menerima tetapi memilih calon yang memberi paling banyak, sedangkan 6,7 persen tidak menjawab,” ucapnya.
Sementara, Pemerhati Publik Akademisi Untirta, Romo Gandung Ismanto berpendapat lain. Dia menilai wilayah Tangerang Raya merupakan kawasan yang bakal menjadi penentu dalam meraih kemenangan pada Pilgub kedepan, terlebih pigur mana pun.
Hal itu diprediksi mengingat suara di Tangerang Raya lebih besar dibandingkan wilayah lainnya di Provinsi Banten.
“Sebagaimana dipahami, persaingan perebutan suara di wilayah Tangerang Raya secara empirik akan menjadi penentu mengingat konsentrasi suara yang sangat besar di wilayah ini,” ujar Gandung.
Andika Hazrumy bukan berarti tidak berpeluang, namun kata Dia, membutuhkan kos politik jauh lebih besar ketimbang Airin Rachmi Diany. Maka wajar jika Airin yang disodorkan ke Publik untuk Banten suatu.
“Hanya saja butuh ongkos politik yang jauh lebih besar untuk memajukan Andika ketimbang Airin yang telah memiliki investasi sosial dan politik yang jauh lebih besar dan lama di wilayah ini dibandingkan dengan Andika,” katanya.
Gandung menjelaskan, secara penguasaan wilayah Airin memiliki peluang untuk bersaing pada Pilgub 2024, karena investasi sosial dan politik yang jauh lebih besar di kawasan Tangerang.
“Secara elektoral, mengingat investasi sosial dan politik yang jauh lebih besar di wilayah Tangerang Raya untuk Airin dibandingkan dengan Andika. Investasi sosial dan politik inilah yang secara korelatif berbanding lurus dengan popularitas dan elektabilitasnya,” katanya.
Gandung menilai, Kiprah Airin sebagai kader Golkar pernah mendukung jabatan Walikota Tangsel menjadi modal utama untuk bersaing dengan kandidat dalam perebutan kursi kekuasaan di Banten.
Airin diyakini bisa menjadi pesaing penguasan suaran di wilayah itu meski kompetisi dengan kandidat lain. Seperti Wahidin Halim (WH), Arif Wismansyah dan Rano Karno
“Selama dua periode menjadi walikota di Tangerang Selatan menurut saya menjadi modal yang sangat adequate untuk bersaing dengan kandidat lain yang memiliki basis electoral di wilayah Tangerang Raya, seperti WH, Arif wismansyah, maupun calon lainnya,” katanya.
Sementara itu, Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unma Banten, Eko Supriyatno berpendapat Pilgub Banten pada 2024 mendatang akan miskin figur. Figur yang akan konfensasi hanyalah itu-itu saja.
Sementara masyarakat Banten membuatuhkan figur baru yang bisa membawa Banten Lebih baik. Karena yang sudah -sudah tidak asing lagi kinerjanya di mata masyarakat.
“Intinya Banten saat ini miskin figur. Karena potensi yang bakal maju dari sekelompok itu itu saja, bagi masyarakat tidak asing lagi,” katanya. (mg1)