SATELITNEWS.ID, PANDEGLANG –Sebelum membersihkan sampah di wilayah pesisir Pantai Teluk, para mahasiswa peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Sekolah Tinggi Agama Islam Syekh Manshur (Staisman) di Desa Teluk, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, melakukan upacara dan mengibarkan bendera merah putih di atas tumpukan sampah, Senin (22/8/2022).
Hal itu dilakukan, karena hingga saat ini sampah yang ada di kawasan Pantai Teluk tak kunjung ditangani secara maksimal oleh pemerintah.
Upacara yang dilakukan belasan mahasiswa tersebut, sama halnya dengan upacara biasanya. Mulai dari baris, pembacaan naskah upacara, menaikan bendera merah putih, serta hal lainnya yang berkaitan dengan upacara pengibaran bendera merah putih.
Pada kegiatan itu, yang menjadi pembina upacara tersebut Sekretaris Desa (Sekdes) Teluk, Kecamatan Labuan, Untung Nuridin.
Setelah selesai melakukan upacara, mereka langsung membersihkan sampah-sampah yang berserakan di sepanjang Pantai Teluk tersebut.
Sekdes Teluk, Untung Nuridin mengklaim, sampah itu kerap dilakukan pembersihan.
Namun tak kunjung usai, karena penyakitnya kiriman dari wilayah lain.
“Kenapa Desa Teluk sampai sekarang belum bisa menanggulangi sampah. Padahal sudah berbagai upaya dilakukan, namun setelah kita pelajari, sampah-sampah yang ada di Pantai Teluk ini adalah sampah kiriman,” klaim Untung Nuridin, dalam sambutannya saat menjadi pembina upacara, Senin (22/8/2022).
Katanya, dari Pemerintahan Desa Teluk bukan tidak memikirkan dengan kondisi sampah tersebut. Bukan hanya sebatas diperjuangkan saja, tapi segala macam upaya sudah dilakukan.
“Ternyata, sampah ini kiriman dari tengah laut. Soalnya kami pernah melihat, di pantai Pulau Popole ternyata kondisi sampah menumpuk, hingga berlapis-lapis hingga ke dalamannya beberapa meteran,” ungkapnya.
Sementara, Ketua Pelaksana KKN mahasiswa Staisman Pandeglang, Aat Royhatudin mengatakan, kegiatan upacara mahasiswa di atas tumpukan sampah ini bentuk kritikan terhadap pemerintah.
Ini masih momentum Hari Kemerdekaan tetapi sebetulnya tidak, karena orang yang melihat sampah di sini (Pantai Teluk) itu jiwanya belum merdeka.
“Sampah ini sebetulnya membunuh, karena dapat menyebarkan penyakit. Kita secara ini merdeka ya, tetapi pada dasarnya tidak terutama melihat sampah ini ya, saya yakin orang yang melihat sampah ini itu jiwanya belum merdeka,” kritik Aat.
Ia juga berpesan kepada pemerintah, coba perhatikan mulai dari kondisi sampah. Karena jika sampah ini dikelola dengan baik, maka paling tidak dapat mengurangi risiko bencana.
“Karena bencana terjadi itu, mulai dari diri kita sendiri, sadar enggak kita itu. Soalnya persoalan sampah ini harus kita bersihkan, harus di menej Kalau manajemen sampahnya bagus oleh pemerintah, saya yakin masyarakat juga bisa,” tandasnya. (nipal)