SATELITNEWS.ID, TANGERANG—Bila mendengar kata Pasar Tanah Tinggi, maka boleh jadi yang terbesit dalam pikiran adalah pasar induk di Jalan Jenderal Sudirman dekat Pusat Pemerintahan Kota Tangerang. Namun siapa sangka, di wilayah ini ternyata sudah ada pasar yang diperkirakan berusia ratusan tahun. Dipercayai, pasar itu telah berdiri sejak zaman kolonial Belanda.
Bukti-bukti keberadaan pasar tersebut tetap berdiri kokoh hingga kini meski warna cat memudar dan kusam dimakan usia. Namun sayang kondisinya telantar dan lebih banyak difungsikan sebagai tempat parkir kendaraan serta gudang oleh warga sekitar. Lokasi pasar yang dimaksud berada di Jalan KH Agus Salim, RT 01/01, Kelurahan Tanah Tinggi, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang dan persis berada dekat jembatan kecil penghubung Jalan Daan Mogot-Jalan KH Agus Salim Tanah Tinggi. Saat ini bangunan pasar sudah dikelilingi oleh rumah-rumah warga.
Ketua RW 01, Indah Budiani menyampaikan, tidak ada seorang pun yang mengetahui sejak kapan bangunan itu berdiri. “Kalau saya masih tergolong baru di sini, sejak 2002. Bahkan suami saya yang asli orang sini pun tidak tahu,” ujarnya kepada Satelit News.Id beberapa waktu lalu. Untuk meyakinkan, Indah juga sempat menelepon suaminya yang kebetulan seorang Ketua RT. Hasilnya juga sama, sang suami tidak bisa menjawab secara pasti tahun berdirinya pasar. “Kata suami saya sudah ada sejak zaman penjajahan, tapi tahunnya nggak tahu” ungkapnya.
Warga asli sekitar, Suho (81) juga mengaku tidak mengetahui sejak kapan pasar tersebut telah ada. Dia mengungkapkan bahwa sepengetahuan dirinya pasar itu memang sudah ada sejak dia masih muda. “Saya nggak berani cerita. Soalnya di usia saya sekarang yang 81 tahun saja memang kondisinya sudah seperti itu,” ungkapnya.
Sementara warga lainnya mempercayai dipercayai pasar itu dipercayai sudah berumur sama tuanya dengan Jembatan Batuceper yang berada persis di sampingnya. Sebab sebelum ada jembatan Daan Mogot saat ini, Jembatan Batuceper menjadi akses utama dari Jakarta menuju Tangerang sampai dengan tahun 1980-an. Bahkan, dipercaya sudah sejak zaman Gubernur-Jenderal Hindia Belanda ke-36 Herman Willem Daendels. Sehingga keberadaan pasar bisa dibilang berada di lokasi strategis dekat jalan raya kala itu.
Selain itu, diyakini Pasar Tanah Tinggi merupakan adalah salah satu pasar besar di Kota Tangerang saat itu. Sebab, untuk seukuran pasar pada zamannya, bangunannya tergolong sudah megah. Ada kios-kios yang disekat menggunakan papan dari kayu yang masih utuh dan kuat hingga kini. Terdapat pula lorong-lorong menghubungkan antar kios dengan jarak cukup lebar dan rapi. Gedung bangunan pasar sendiri memanjang dengan ukuran kurang lebih 30 meter dari arah barat ke timur dengan luas kurang lebih 6-7 meter.
Terdapat pintu masuk baik di sisi barat maupun timur berupa pintu berukuran kurang lebih 2×2 meter. Sementara sisi utara dan selatan pada bagian tengah bangunan pasar dibiarkan tanpa dinding. Ini sekaligus berfungsi sebagai akses utama tempat keluar masuk pedagang maupun pembeli ke pasar.
Ada pun bangunan atap pasar menggunakan dua dak semen berbentuk condong atau miring yang sekaligus berfungsi sebagai plafon bangunan. Baik atap maupun dinding Pasar Tanah Tinggi begitu kokoh meski warna cat-nya sudah memudar dimakan usia. Bahkan berdasarkan penutura masyarakat, saking kokohnya bangunan pasar, saat itu ada warga yang hendak mamasang lampu, namun sayanya tebalnya tembok bangunan tidak bisa ditembus bor sehingga akhirnya mereka memilih membatalkan. Tidak diketahui siapa pula siapa pihak yang mengelola bangunan itu kini. (made)