SATELITNEWS.ID, JAKARTA—Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno akhirnya blak-blakan soal karir politiknya di Pilpres 2024. Sandi yang selama ini memang banjir dukungan untuk 2024, menyatakan siap nyapres. Namun, sebagai kader Gerindra, langkah Sandi ini seperti nekat melawan Prabowo Subianto yang terlebih dahulu diputuskan partai sebagai capres 2024.
Selama ini, Sandi memang berada di bawah bayang-bayang Prabowo. Meskipun menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina, peluang Sandi untuk diusung sebagai capres dari Gerindra sudah tertutup. Dalam Rapimnas Gerindra tanggal 12 hingga 13 Agustus lalu, Gerindra sudah bulat mendeklarasikan Prabowo sebagai capres. Prabowo juga sudah bersedia menerima keputusan tersebut.
Meskipun di internal Gerindra meredup, di luar partai, elektabilitas Sandi tidak terlalu jeblok. Namanya selalu masuk 5 besar tokoh dengan elektabilitas teratas sebagai capres 2024. Bahkan, selama menjabat sebagai Menparekraf, Sandi memiliki banyak relawan yang sudah menggelar deklarasi capres di berbagai wilayah.
Tak hanya modal politik, Sandi juga didukung oleh kekuatan finansial yang tidak sedikit. Duit Sandi berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN) di bulan April 2022 mencapai Rp 10,62 triliun. Dengan kekayaan sebesar itu, Sandi tentunya punya daya tawar tinggi dalam mendapatkan tiket pencapresan.
Belum lama ini, Sandi juga mendapat dukungan sebagai capres dari partai. Adalah PPP Cabang Yogyakarta yang terang-terangan memberikan karpet merah bagi Sandi untuk maju di Pilpres 2024. Dengan menggandeng ulama setempat, PPP Yogyakarta menggelar deklarasi sebagai capres 2024. Apa jawaban Sandi? Kali ini, eks Wakil Gubernur DKI Jakarta itu tidak lagi malu-malu mengutarakan isi hatinya. Dia menyatakan siap maju sebagai capres. “Siap (maju 2024),” kata Sandi seperti dikutip dari rm.id.
Soal dengan siapa dia akan bertarung di Pilpres 2024, Sandi bilang itu urusan partai. Demokrasi di Indonesia, capres dan cawapres yang akan maju harus diusung oleh parpol maupun gabungan parpol. “Saya serahkan kepada parpol. Saya ini, pengalaman sebelumnya, parpol-lah yang akan menentukan pilihannya. Dan politik Indonesia semakin dewasa, semakin bijaksana,” tambah Sandi.
Lebih lanjut, ungkap dia, pasangan capres-cawapres akan ditentukan oleh partai pada September nanti. “Apa yang dibutuhkan masyarakat nanti akan dituangkan oleh parpol dalam penentuan calon atau bakal calon di bulan September,” ujarnya.
Kesiapan Sandi maju sebagai capres, tentu jadi sinyal dirinya berani melawan Prabowo. Mengingat, di internal Gerindra, Prabowo sudah diputuskan sebagai capres yang akan bertarung di 2024. Lantas, apakah Sandi nanti maju dari luar Gerindra? Direktur Eksekutif Trias Politik Strategis, Agung Baskoro menilai kesiapan Sandi nyapres menyiratkan dua maksud. Pertama, secara internal, Sandi ingin menegaskan bahwa dirinya siap bertarung dalam Pilpres 2024, apapun kapasitasnya, baik itu capres ataupun cawapres. “Karena selama ini Gerindra hanya fokus kepada sosok Prabowo sebagai capres,” imbuh Agung.
Kedua, sambung dia, Sandi membuka diri kepada partai manapun untuk menimbang kapasitasnya berkontestasi di Pilpres 2024. “Manuver Sandi ini rasional dan realistis untuk menjaga nafas politiknya tetap dalam orbit strategis 2024,” pungkas dia.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Ferry Juliantono menilai, Sandi merupakan sosok kader yang loyal dan taat pada partai. Dia tidak yakin, Sandi berani melawan Prabowo dengan maju sebagai capres dari partai lain.
“Kemarin kan Pak Sandiaga hadir di Rapimnas. Dan Rapimnas sudah bulat memutuskan Pak Prabowo sebagai capres,” kata Ferry, di Jakarta, kemarin. Meskipun ada partai lain yang mengusung Sandi, Ferry tetap yakin, tawaran itu bakalan ditolak. “Saya yakin Pak Sandi nggak bakalan mau,” tegasnya.
Sementara, politisi Gerindra Arief Poyuono mengkritik sikap Sandi. Dia mendesak Sandi mundur dari Gerindra jika ngotot ingin nyapres. “Karena hasil Rapimnas sudah menetapkan Prabowo sebagai capres,” tegas Arief, kemarin.
Jika Sandi tidak mundur, dia mengancam akan melaporkan mantan cawapres 2019 itu ke mahkamah partai. Alasannya, karena sikap Sandi melawan keputusan partai yang telah mengusung Prabowo sebagai capres 2024 mendatang. “Kalau seperti ini menusuk Prabowo dari belakang,” terang mantan Wakil Ketua Umum Gerindra itu. (rm.id)