SATELITNEWS.ID, LEBAK—Beredar kabar dalam kurun sebulan sebanyak enam orang warga suku adat Baduy, Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak meninggal karena Demam Berdarah Dengue (DBD). Untuk memastikan kabar tersebut, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lebak, langsung terjun ke lapangan untuk menulusuri penyebab pastinya.
“Gosip yang beredar itu penyebabnya yaitu karena penyakit DBD. Padahal menurut saya itu tidak logis, karena nyamuk biang DBD itu berada di dataran rendah, sedangkan Baduy itu kan dataran tinggi,” kata Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinkes Lebak dr Firman Rahmatullah, Selasa (13/09/2022).
Kendati demikian, untuk memastikan penyebab pastinya penyakit tersebut, tim tenaga kesehatan (nakes) dari Puskesmas Cisimeut, Dinas Kesehatan (Dinkes) Lebak juga para relawan sudah menyisir wilayah perkampungan suku Adat Baduy di Desa Kanekes, mengenai 6 warga Baduy yang meninggal dunia secara misterius dalam rentan waktu 1 bulan terakhir. “Dan hasil dari pemeriksaan dilapangan, trombosit mereka juga tinggi. Artinya, tidak seperti yang terkena DBD,” terang Firman.
“Sejak hari Sabtu 10 September 2022 tim puskesmas turun ke lapangan hingga hari ini untuk mencari kebenaran kabar tersebut, dengan menyisir kampung kampung Baduy. Karena ada lebih dari 40 kampung di Baduy dan semuanya harus disisir dengan mendaki naik turun gunung untuk mengetahui persoalan yang terjadi, jarak antar kampung bisa ditempuh antara 1 sampai 2 jam jalan kaki,” Firman menjelaskan peta lokasi rumah ke rumah di suku adat Baduy.
Firman tidak menampik bahwa ada 6 warga Baduy yang meninggal dunia dalam rentan waktu satu bulan terakhir. Namun menurutnya itu bukan karena disebabkan oleh penyakit misterius, sebab lokasi meninggalnya ke 6 warga itu berada di 4 kampung berbeda yakni 3 orang di kampung Cikeusik, 1 orang di Cisadabe, 1 orang di Pamoean, dan 1 orang di Batubeulah.
“Hasil pemeriksaan juga tidak ditemukan adanya indikasi penyakit menular di wilayah adat itu, sebab para nakes yang melakukan penyisiran ke wilayah adat bisa kembali dengan kondisi sehat,” imbuhnya. Menurut Kepala Puskesmas Cisimeut Dede Herdiansyah, berdasarkan informasi yang diperoleh, 6 warga Baduy yang meninggal itu berada di rentan usia bayi di bawah lima tahun alias balita hingga usia 15 tahun. Adapun gejala yang dialami mereka yakni batuk, pilek dan diare.
“Enam orang yang meninggal itu enggak dalam satu hari, tapi dalam rentang waktu satu bulan dan itu ada empat kampung berbeda. Untuk gejalanya yang kita dapatkan dari pihak keluarga, bahwa yang bersangkutan mengalami batuk pilek dan diare,” katanya.
Hari ini kata Dede, Puskesmas Cisimeut sudah melakukan pemeriksaan terhadap puluhan warga Baduy yang berada di Kamping Cikeusik. Hasilnya bervariatif, untuk anak-anak ada yang mengeluhkan batuk dan pilek yang mungkin disebabkan oleh perubahan cuaca sedangkan orang dewasa ada yang mengalami sakit lambung, pegal dan pusing.
“Pemeriksaan kesehatan ini sendiri merupakan kegiatan yang rutin kita lakukan setiap bulan melalui program posyandu. Dimana setiap satu bulan sekali pihaknya akan terjun langsung melakukan kontrol kesehatan warga Baduy,” pungkasnya.(mulyana)