SATELITNEWS.COM, LEBAK—BS (60) dan OH (58) ditemukan tewas bersimbah darah di dalam warung di Kampung Nangerang, Desa Haur Gajrug, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Lebak, Selasa (04/10/2022). Kedua pasangan suami istri itu diduga dibunuh karena di sekujur tubuhnya ditemukan luka bekas bacokan senjata tajam.
Berdasarkan informasi dari warga, kedua jasad pasutri itu ditemukan sekitar pukul 08.00 WIB. Saat itu warga dan karyawan korban curiga karena tidak biasanya warung tersebut hingga siang belum juga buka. Karyawan korban yang terus mengegedor pintu tak membuahkan hasil hingga akhirnya bersama warga sepakat mendobrak pintu. Setelah pintu berhasil dibuka terlihat percikan darah di dalam warung tersebut. Tak mau ambil resiko kejadian itu pun langsung dilaporkan kepada polisi guna penyelidikan.
“Hasil penyelidikan semetara, korban diduga meninggal pada dini hari. Diperkirakan tengah malam atau subuh, kita masih mendalami motif pelaku,” kata Kapolres Lebak, AKBP Wiwin Setiawan kepada wartawan di lokasi kejadian.
Wiwin mengatakan, kedua korban ditemukan dalam keadaan meninggal dunia dengan sejumlah luka bacokan dan sayatan. Guna penyelidikan dan untuk mengumpulkan data-data saat ini, kedua korban sudah dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Drajat Prawiranegara Serang untuk diautopsi.
“(Luka bacokan) Diduga dari senjata tajam, untuk luka masih dalam proses autopsi belum dapat dijelaskan berapa luka bacokan dan sayatan masih menunggu pemeriksaan forensik. Sementara untuk pendalaman kasus, sejumlah saksi sedang menjalani pemeriksaan di Polsek Cipanas,” terang Wiwin. “Hasil penyidikan sementara, tidak ditemukan barang berharga milik korban yang hilang. Pelaku diduga lebih dari satu orang,” timpalnya.
Salah satu warga setempat, Ubaidillah mengtakan, korban pertama kali ditemukan sekitar pukul 08.00 WIB oleh warga yang mendobrak pintu rumah karena curiga warung tidak kunjung buka.“Biasanya sudah buka sejak 06.00, mangkanya warga dibantu karyawan korban, inisiatif mendobrak pintu. Saat pintu didobrak, terdapat ceceran darah di lantai,” kata Ubadillah. “Saya dan warga tidak berani masuk ke rumah saat melihat darah. Hanya karyawan korban yang masuk dan melihat korban berada di lantai dengan bersimbah darah,” sambung.(mulyana)