SATELITNEWS.COM, TANGERANG—Akun @LaperMelulu pasti cukup familiar bagi pengguna media sosial di Tangerang. Tapi tahu kah anda bahwa akun yang berisi informasi kuliner di Kota Benteng dan sekitarnya ini rupanya milik masyarakat Kelurahan Tanah Tinggi, Kecamatan Tangerang Kota Tangerang. Dia tak lain ialah Ari.
Ari merupakan konten kreator kuliner atau biasa disebut foodies yang hobi membuat konten kuliner di akun media sosial Instagram dan Tiktok hingga saat ini memiliki lebih dari 80 ribu pengikut. “Akun @LaperMelulu ada sejak tahun 2017, awalnya cuma iseng makan ada yang enak lalu posting, hanya foto saja saat itu, itu juga ga sering-sering, nah akhirnya pas Oktober 2020 saat pandemi kebetulan menjalani WFH, lalu melihat Tiktok yang menurut saya kontennya simpel dan informatif lalu buat video edit upload rame banyak yang komen, lalu coba buat lagi video sampai sekarang ketagihan buat konten,” ungkap Ari ditemui di kawasan Pasar Lama Tangerang belum lama ini.
Ia menerangkan, sebelum terjun menjadi Foodies, Ari menyukai jalan-jalan dan wisata kuliner serta sering melakukan kegiatan pendakian ke berbagai gunung di Indonesia. Dalam kesempatan itu ia tak melewatkan untuk mencari makanan khas dan unik dari suatu daerah. “Seperti saat ke Wonosobo ada kuliner Mi Ongklok, saya foto dan videokan lalu upload,”ungkapnya.
Ari menceritakan, dalam proses membuat konten yang pertama kali disiapkan adalah ide dan kreativitas kedua adalah peralatan yang mendukung. “Saya hanya pakai handphone dan lampu ditambah improvisasi dari ide dan kreativitas yang sudah disiapkan dan bantuan teman atau keluarga untuk merekam saat makan,”ujarnya seraya mengatakan bahwa ia membuat konten di hari Sabtu-Minggu dan saat melakukan perjalanan dinas ataupun sedang jalan-jalan ke suatu daerah.
Lulusan Sastra Inggris ini menambahkan, menjadikan kuliner sebagai konten di media sosialnya karena informasi tentang makanan yang enak dan rekomendasi di suatu daerah banyak dicari oleh masyarakat. Hal tersebut juga yang menjadikan jumlah pengikut (followers) terus bertambah secara alami.
Kemudian kenaikan jumlah pengikut juga didukung oleh foodies-foodies lainnya serta akun media sosial komunitas dan masyarakat yang melakukan repost konten kuliner yang dibuatnya. “Followers saya alami tanpa membeli dari awalnya ratusan ke ribuan hingga saat ini puluhan ribu followers,” kata dia. Ari pertama kali membuat konten kuliner dari pedagang jalanan street food atau pedagang kaki lima (PKL) dan UMKM. Kemudian juga makanan tradisional yang melegenda di Tangerang.
“Pertama kali direview makanan pinggiran tapi enak seperti di kawasan Alun-alun Ahmad Yani dan Pasar Lama Tangerang, banyak juga makanan legend di Tangerang yang saya buat konten terus viral dan banyak foodies-foodies ngikutin mendatangi membuat konten yang sama contohnya asinan Cisadane, nasi jagal dan lainnya,” ungkapnya.
Salah satu konten kuliner yang viral dan didatangi oleh foodies yang sudah terkenal adalah Ayam Cabe Ijo Kang Emed di Kebon Nanas dan Surabi Lumer di Cipondoh didatangi oleh Nex Carlos. Selain di Kota Tangerang, Ari juga menjangkau kuliner lainnya seperti daerah Kabupaten Tangerang dan Tangsel.
“Alhamdulilah membantu mereka, banyak UMKM dan PKL yang info terbantu dengan adanya konten yang saya buat jadi banyak yang datang, itu yang membuat saya semangat untuk terus melanjutkan akun Laper Melulu supaya banyak manfaatnya,” ujarnya. Tak hanya membantu UMKM dan PKL akun@Laper Melulu yang dikembangkannya turut memberikan manfaat bagi dirinya yakni pendapatan salah satunya undangan meriview kuliner selain aktivitasnya sebagai pegawai swasta yang bergerak di bidang kontraktor minyak dan gas di Jakarta.
Dalam mereview kuliner yang dikunjunginya, Ari melakukannya secara objektif dan memberikan saran kepada penjualnya.Tak hanya objektif kepada UMKM yang didatanginya namun juga UMKM ataupun resto yang mengundangnya. “Kalau misalkan enggak sesuai dengan lidah saya kasih masukan di belakang, kalau frontal memberikan masukan di depan sama saja menjatuhkan usaha mereka paling tidak bahasanya dipercantik agar tidak menjatuhkan, soal rasa kan selera yang menurut lidah saya enak belum tentu di lidah orang lain,” ujar Ari.
Selain itu Ari memiliki pengalaman menarik saat melakukan review makanan yang mayoritas disambut baik oleh pemiliknya, namun juga terkadang terdapat pemilik yang tidak mengenal medsos sehingga tidak berkenan untuk dibuat konten.“Saya izin bilang saya buat konten ya biar viral mereka senang-senang aja tetapi ada juga orang-orang tua nanya untuk apa jadi kita videokan diam-diam saja, kita kan niatnya mau bantu mereka karena kita tau rasanya kan enak cuma orangnya jadul nih pikirannya malah marah-marah divideokan,” ungkap Ari. (made)