SATELITNEWS.COM, TELUKNAGA—Dinilai mengganggu kenyamanan karena bising dan banyak aktivitas kendaraan besar, warga Kampung Suka Karya RT 02/RW10, Desa Babakan Asem, Kecamatan Teluknaga mengeluhkan proyek pengurukan di lahan kosong.
Salah satu tokoh pemuda, Desa Babakan Asem, Kecamatan Teluknaga, Muwin mengatakan, bahwa masyarakat mengeluhkan adanya proyek pengurukan, karena mobil-mobil truk pengangkut tanah tersebut menimbulkan bising, debu dan kemacetan, yang membuat aktivitas warga serta anak sekolah terganggu. Selain itu, mobil truk bertonase berat bisa merusak jalan.
“Warga merasa terganggu adanya proyek pengurukan, karena berisik, ngebul dan merusak jalan, warga minta proyek tersebut ditutup,” kata Muwin kepada Satelit News, Kamis (6/10).
Kata Muwin, selain menimbulkan bising, ngebul, dan macet, mobil bertonase berat tersebut bisa membahayakan anak-anak yang lalu lalang di jalan poros desa tersebut. Dikarenakan bisa menyebabkan laka lantas.
“Kita juga khawatir anak-anak yang bermain terkena tabrak mobil tonase berat. Kemudian saat mobil truk tersebut berpapasan jadi macet, ini jelas sangat mengganggu pengguna jalan,” tukasnya.
Menurut pria yang akrab disapa Wan, bahwa proyek pengurukan yang saat ini sedang berjalan, belum memiliki izin dari warga sekitar.
“Untuk di Desa Babakan Asem di sekitaran tempat tinggal saya, proyek tersebut belum ada izin dan belum sosialisasi,” tuturnya.
Senada, salah satu warga Desa Babakan Asem, Kecamatan Teluknaga, berinisial DD mengaku, bahwa dia bersama warga lainnya merasa terganggu semenjak adanya proyek pengurukan di Kampung Suka Karya tersebut. Pasalnya, bila jalan poros desa setiap hari dilintasi mobil bertonase berat akan cepat hancur.
“Sangat mengganggu sekali proyek pengurukan ini soalnya jalan poros desa kita kecil, kalau ada mobil yang keluar dua atau tiga unit berpapasan tidak bisa lewat. Kemudian banyak anak kecil yang bermain takut tertabrak, dan jalan bisa hancur, minta ditutup,” ujarnya.
Di lokasi yang sama, warga Desa Babakan Asem lainnya, berinisial L, menyebut mobil bertonase berat yang membawa tanah untuk proyek pengurukan di Kampung Suka Karya menimbulkan debu. Dia berharap, proyek tersebut dihentikan dan tidak boleh beroperasi lagi.
“Termasuk saya merasa terganggu, karena banyak debu ngebul jalan jadi kotor. Kemudian jalan jadi rusak, karena tonase berat mobil tersebut tidak sesuai dengan kekuatan jalan, saya juga menolak adanya pengurukan dan harus ditutup,” cetusnya.
Sementara itu, pihak proyek pengurukan, Sout mengaku, bahwa pekerjaan yang dijalaninya sudah disetujui warga Desa Babakan Asem. Akan tetapi dia belum mengetahui peruntukan lokasi tersebut.
“Di sini sudah kondusif semua warga Desa Babakan Asem, tidak ada yang komplain. Alhamdulillah memang masih pada keluarga, luas lokasi yang diuruk lima ribu. Saya cuma nguruk aja, tidak tahu mau dibangun untuk apa,” ungkapnya. (alfian/aditya)