SATELITNEWS.COM,TANGERANG—Perusahaan Umum Daerah Air Minum (Perumdam) Tirta Benteng Kota Tangerang “banjir” keluhan dari pelanggannya akhir-akhir ini. Protes dilayangkan mulai dari tekanan air yang kecil bahkan mati hidup. Komplain juga disampaikan lantaran respon perusahaan plat merah itu dinilai kurang sigap terhadap keluhan masyarakat.
Keluhan para pelanggan itu dapat dilihat di akun instagram Humas Perumdam Tirta Benteng. Postingan foto maupun informasi yang disampaikan disambar warganet dengan keluhan-keluhan. Ada yang mengeluhkan tentang kualitas air di rumahnya karena keruh dan menyebabkan gatal-hatal. Banyak juga yang protes tentang kenaikan tagihan air bersih.
Komplain serupa sebelumnya sempat diungkapkan Sarbini, salah satu warga di RT 004 RW 7, Kecamatan Tangerang. Dia mengatakan debit air di rumahnya kecil. Bahkan tidak jarang mati. Sarbini mengaku para warga telah melaporkan hal itu ke pihak Perumdam TB. Namun, hingga saat ini belum ada satu pun petugas yang menanggapi laporan.
“Sementara ini, saya sudah melaporkan ke pihak Perumdam Tirta Benteng, tapi kurang responlah. Harusnya segera disurvei ke lokasi lihat keluhan-keluhan dari masyarakat,” jelasnya, Senin (3/10) lalu.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Utama (Dirut) Perumdam Tirta Benteng, Sumarya mengungkapkan, saat ini pihaknya sedang melakukan pembenahan di internal maupun eksternal. Pembenahan itu dilakukan agar semua terintegrasi, baik pelayanan mau pun pendapatan.
Sumarya mengklaim untuk merespon keluhan pelanggan, pihaknya selalu membuka posko pengaduan bagi masyarakat yang mengalami kendala. Dia bahkan meminta warga mendatanginya untuk menyampaikan keluhan secara langsung.
“Datangi ke saya, saya bereskan, telepon saya 24 jam. Datang saja pelanggannya ke kami. Kami membuka posko pelayanan pengaduan pelanggan untuk bagaimana menyelesaikan persoalan-persoalan,” jelasnya, kemarin.
“Saya tidak tahu ada pelaporan yang masuk atau tidak terkait keluhan di Tanah Tinggi. Kalau memang dia merasa sudah lapor, kemudian tidak ditindak lanjuti, nggak ada satu pun yang saya tidak tindak lanjuti. Makanya saya bilang buat surat aduan seperti ini, nggak mungkin nggak diproses, saya tanggung jawab,” ujarnya.
Direktur Umum Perumdam Tirta Benteng, Doddy Effendi mengatakan, surat pengaduan yang dilakukan oleh warga Tanah Tinggi tidak sampai ke pihaknya. Menurutnya, apabila terdapat laporan, langsung akan dilakukan penanganan.
“Kalau ada aduan masuk ke saya, kemudian selama tiga bulan tidak ditindak lanjuti, berhenti saya dari PDAM. Ini ada persoalan di tanah Tinggi, tapi kan, persoalannya tidak sampai ke saya. Kalau ada surat aduannya kan, saya bisa meninjau,” ungkapnya.
“Kalau mereka datang langsung ke sini, tentunya dengan segala hormat saya terima. Sebenarnya, aduan yang online, kita jalani. Biasanya yang online itu karena posisinya langsung di print,” tandasnya.
Protes warga Tanah Tinggi itu sebelumnya sempat ditanggapi Humas Perumdam Tirta Benteng, Syarif Hidayatullah. Dia mengatakan, keterbatasan jumlah pegawai menjadi salah satu kendala yang membuat lambannya respon terhadap keluhan masyarakat.
Menurutnya, saat ini, jumlah pegawai yang ada di Perumdam TB belum ideal. Dengan jumlah pelanggan 92 ribu yang tersebar di 5 Kecamatan yakni Benda, Neglasari, Batuceper, Cipondoh, dan Kecamatan Tangerang, pihaknya mengaku masih membutuhkan tambahan pegawai.
“Seharusnya ada penambahan pegawai. Karena kita anggarannya masih belum ada, anggaran untuk itu belum ada. Makanya sekarang masih didobel. Idealnya, per 1.000 pelanggan itu 6 pegawai. Kalau kita sekarang kan 1.000 banding 2 sampai 3,” ungkapnya.
Namun pernyataan Syarif Hidayatullah dibantah Sumarya. Dia menegaskan, jumlah pegawai Perumdan Tirta Benteng masih cukup.
“Kalau penambahan pegawai sampai saat ini belum, kita pikir hari ini cukup. Sebenarnya, kaderisasi perusahaan tentu dilakukan, itu hal yang normatif, nggak ada perusahaan yang nggak lakukan pengkaderan,” katanya. (mg3/gatot)