SATELITNEWS.COM, TANGERANG—Belakangan puluhan truk armada pengangkut sampah mengantre di depan pintu masuk TPA Rawa Kucing, Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang, seolah menjadi hal lumrah. Hal itu lantaran intensitasnya sudah sering terjadi.
Pantauan di lokasi, terdapat puluhan truk pengangkut sampah milik Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tangerang mengante mulai dari pintu masuk. Sesekali, arus lalu lintas tersendat dengan adanya antrean itu. Kepala Bidang Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tangerang, Yudi Pradana, mengungkapkan, terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebab antrenya puluhan armadanya.
“Pertama, kendaraan di TPA pasti di jam-jam tertentu antre, tapi mungkin teman-teman sekarang melihat intensitas macetnya sudah keseringan. Untuk faktornya itu, ruang, kan, luas di TPA kita ini 31,4 hektar dan ruang di TPA itu sudah mulai terbatas,” ujarnya saat ditemui SatelitNews.Com, Kamis (13/10/2022). “Faktor utamanya ruang-ruang di dalam TPA yang sudah menyempit, tapi kita sedang usahakan,” lanjutnya.
Menurutnya, saat ini, rata-rata landfill di TPA yang berada di Kecamatan Neglasari ini telah memiliki ketinggian 17 meter. Ketinggian maksimalnya, kata dia, bisa sampai 25 meter. “Kalau sekarang posisi landfill kita ini sudah mulai tinggi, rata-rata sudah 17 meter. Sebenarnya, kita bisa maksimalkan sampai 25 meter. Tapi sekali lagi, ini semua kan butuh proses, beda dengan kita dulu buang cepat. Kalau sekarang, kan prosesnya kita harus mengakat terlebih dahulu. Ini, lah, yang membuat keterlambatan membuang,” paparnya.
Selain itu kata dia, alat berat menjadi salah satu kendala dalam melakukan aktivitas pengangkutan. Pasalnya, operasional alat berat maksimal 8 jam setiap harinya. Jika lebih dari itu, lanjut dia akan menimbulkan potensi kerusakan.”Alat berat yang kita punya itu kadang-kadang rusak (shovel). Ban yang sudah tebel itu kena sampah kadang juga bocor. Proses kerusakan itu menjadi kendala juga, tapi proses penanganan kita juga cepat, tapi juga membutuhkan waktu,” katanya.
Terkait armada alat berat yang beroperasi di dalam TPA untuk mengangkut sampah, pihaknya kini memiliki 12 unit. “Alat berat kita di dalam ada 12 unit, tapi 12 ini, kan, tidak bisa berjalan berbarengan, apalagi kita sampe malem nih pelayanan,” katanya. “Padahal, operasional itu maksimal 8 jam per hari, kalau menurut aturan. Dan, alat berat kalau kita paksakan sampai 10 hingga 12 jam, pastikan mempengaruhi kerusakan,” sambungnya.
Menurutnya, saat ini sampah yang masuk per harinya sekitar 1.500 ton. Dengan jumlah armada truk 187 unit. “Langkahnya, kita harus melihat dari hulu sampai hilir, kemudian sumbernya harus kita tata, pengelolaan sampah, pengurangan sampah. Artinya, apa yang kami lakukan akan ada pengurangan sampah dari sumber, kita memupayakan proses pembuangan di TPA menjadi cepat,” paparnya. “Hari ini, kan, kita sedang kerjasama dengan PT Oligo nih, kaitanya dengan pengelolaan sampah menjadi energi listrik. Nantinya, ini menjadi tanggung jawab bersama,” pungkasnya. (mg03)