SATELITNEWS.COM, LEBAK—Setelah dilakukan verifikasi oleh tim, baik kerusakan terhadap rumah, jalan, jembatan dan fasilitas umum lainnya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak menyebut kerugian pasca banjir bandang dan tanah longsor yang melanda lima kecamatan beberapa hari lalu itu mencapai Rp23 miliar.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lebak, Febby Rizki Pratama mengatakan, setelah dilakukan verifikasi bersama Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) dan Dinas Perkim, ditemukan jumlah kerugian materi terhadap infrastruktur serta bagi rumah yang kategorinya rusak berat.
“Jumlah kerugian pasca banjir bandang dan tanah longsor yang melanda lima kecamatan itu, mencapai Rp23 miliar diantaranya infrastruktur Rp 18 miliar dan sosial ekonomi mencapai Rp 5 miliar,” kata Febby kepada SatelitNews.Com, Rabu (19/10/2022). “Sementara untuk rumah dari jumlah 655 rumah yang dilaporkan terdampak banjir dan tanah longsor, hasil verifikasi sebanyak 124 rumah rusak berat,” sambung Febby.
Hasil verifikasi, kata Febby sudah dilaporkan kepada Bupati Iti Octavia Jayabaya. Selanjutnya, apakah nanti rumah yang kategorinya rusak berat memdapat bantuan stimulan atau apa nanti kebijakannya hanya ada di pimpinan. “Bentuk fisik laporannya sudah disampaikan, selanjutnya terkait bantuan stimulan maupun yang lainnya selanjutnya nanti keputusan di ibu bupati (Iti Octavia Jayabaya),” jelas Febby.
Dampak banjir bandang dan tanah longsor beberapa hari lalu itu, sebanyak 655 rumah terendam, 14 rumah rusak berat, 16 rusak sedang, 94 rusak ringan, 4 jembatan permanen putus, dampak banjir bandang yang melanda lima kecamatan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak menetapkan tanggal darurat sebagai langkah memaksimalkan pemulihan pasca bencana tersebut.
“Tanggap darurat masih berjalan hingga tanggal 23 Oktober 2022 mendatang, ya terhitung 14 hari. Kebijakan tersebut, diambil sebagai langkah untuk memaksimalkan penangan terhadap dasar kebutuhan masyarakat yang terdampak,” ujarnya.
Sekretaris Daerah (Sekda) Lebak, Budi Santoso menambahkan, untuk kebutuhan logistik dalam pemenuhan masyarakat terdampak bencana hingga saat ini masih aman. Bahkan, bantuan tersebut tidak hanya mengalir dari pemerintah saja melainkan dari perusahan, relawan dan para dermawan lainnya. “Sampai tanggal tanggap darurat berakhir, kebutuhan logistik dipastikan aman,” pungkasnya. (mulyana)