WISATA halal merupakan sebuah konsep wisata yang menyediakan aneka produk dan jasa wisata khususnya bagi wisatawan muslim. Wisata halal merupakan pengembangan konsep dari wisata religi atau wisata syariah. Unggulannya adalah unsur sejarah objek wisata yang dikaitkan dengan perkembangan agama Islam.
Dalam konsep wisata halal, objek wisatanya berupa objek wisata secara umum, namun perilaku dan fasilitas yang diberikan wajib bersifat halal sesuai dengan syariat Islam. Dengan kata lain, wisata halal adalah konsep yang destinasinya menyediakan produk dan jasa wisata bagi wisatawan muslim. Produk dan jasa yang dimaksud seperti transportasi, hotel, restoran, serta berbagai kegiatan wisata lainnya yang sesuai dengan adab-adab islami.
Selain itu, wisata halal juga menuntut ketersediaan fasilitas pendukung untuk melaksanakan ibadah bagi umat Islam. Wisata halal juga memerlukan dukungan dari masyarakat hingga pemandu wisata yang berbudaya, bersikap, berpenampilan, dan berbusana islami.
Konsep wisata halal, bukanlah konsep baru bagi wilayah Tangerang Raya. Sejak 2017 misalnya, objek wisata Tanjung Pasir, Telaga Biru, Tanjung Kait, dan Pulau Cangkir di Kabupaten Tangerang telah ditunjuk sebagai destinasi wisata halal percontohan di Provinsi Banten.
Selain itu, dengan penduduk yang mayoritas beragama Islam, wilayah Tangerang Raya memiliki peluang yang sangat besar untuk dapat menggerakkan wisata halal. Masjid begitu mudah ditemukan, sehingga memberikan kemudahan bagi wisatawan muslim untuk melaksanakan ibadah shalat selama berada di kawasan ini.
Kota Tangerang juga memiliki ikon masjid yang sudah terkenal yaitu Masjid Raya Al-A’zhom. Masjid ini memiliki keistimewaan berupa kubah besar bertumpuk yang terdiri dari empat kubah sebagai penopang dan satu buah kubah puncak yang dihiasi makara setinggi 5,3 m. Keistimewaan lainnya adalah bentangan kubah dengan diameter 63,3 m diletakkan tanpa penyangga.
Salah satu kegiatan yang sangat istimewa yang dapat dijadikan sebagai kegiatan wisata halal di Kota Tangerang adalah Festival Al-A’zhom yang merupakan agenda rutin tahunan. Pada festival tersebut biasanya digelar berbagai acara seperti aneka lomba seni islami, pameran, bazar, hingga kuliner halal.
Kota Tangerang Selatan juga memiliki spot wisata halal yang unik dan menarik untuk dikunjungi. Salah satunya adalah Al Mahmudah Training Manasik Center (ATMC) yang terletak di Kelurahan Muncul Kecamatan Setu Kota Tangerang Selatan.
ATMC memiliki seluruh replika tempat ibadah yang dibutuhkan pada saat melakukan manasik haji. Tempat ini memiliki replika ka’bah lengkap dengan replika hajar aswad, hijr Ismail hingga maqam Ibrahim. Ada pula replika tempat untuk sa’i dan jumrah serta fasilitas tambahan berupa teater film karya anak bangsa.
Wilayah Tangerang Raya juga memiliki berbagai pesantren yang potensial untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata religi, wisata edukasi, wisata agro dan ekonomi kreatif. Pondok pesantren di wilayah ini sangat beragam, mulai pondok pesantren salafiyah hingga pondok pesantren modern.
Berbagai pesantren tersebut memiliki peluang untuk dikembangkan lebih lanjut menjadi pusat destinasi wisata halal. Dipadukan dengan penampilan berbagai kreatifitas santri seperti marawis, qasidah, hadrah, kaligrafi, bela diri, tahfidz, dan berbagai kegiatan edukasi serta seni khas pondok pesantren lainnya.
Tangerang Raya juga memiliki ribuan hotel yang menawarkan berbagai fasilitas, mulai hotel melati hingga hotel bintang lima. Namun, belum banyak hotel di wilayah ini yang menawarkan konsep hotel halal atau syariah. Tentu keberadaan hotel halal atau syariah dapat menjadi sarana pendukung utama destinasi wisata halal.
Hotel halal atau syariah adalah hotel dengan peraturan ketat dan persyaratan tertentu bagi pasangan yang akan menginap di hotel tersebut. Jika hotel memiliki fasilitas kolam renang atau spa, maka kedua fasilitas tersebut juga harus terpisah untuk laki-laki dan perempuan.
Sebagai langkah awal, dapat saja setiap hotel disarankan untuk memiliki mushalla, atau minimal di setiap kamar dipasang penunjuk arah kiblat, sehingga memudahkan wisatawan untuk melaksanakan shalat. Selain itu, setiap kamar mandi yang ada di hotel-hotel tersebut juga harus dilengkapi fasilitas yang memudahkan wisatawan untuk melakukan wudhu.
Terkait dengan wisata kuliner, potensi yang dimiliki wilayah Tangerang Raya saat ini sangat luar biasa. Berbagai restoran, rumah makan, atau tempat kuliner lainnya yang menyediakan aneka pilihan makanan dan minuman tersebar luas. Tangerang Raya adalah salah satu surga wisata kuliner di daerah urban sekitar Jakarta.
Dalam konsep wisata halal, restoran, rumah makan, atau tempat kuliner lainnya dituntut menyediakan makanan dan minuman yang dijamin kehalalannya. Sejalan dengan itu, makanan dan minuman halal bukanlah kendala bagi wisatawan yang melancong ke Tangerang Raya. Dengan demikian, kawasan ini memiliki potensi yang besar untuk tumbuh dan berkembang menjadi destinasi wisata kuliner halal.
Selain itu, di Kampung Lengkong Kyai Pagedangan Kabupaten Tangerang, terdapat cagar budaya berupa makam ulama sekaligus pendiri wilayah Tangerang yaitu Al Habib Hasan Azmatkhan Al Husaini yang dikenal dengan nama Raden Aria Wangsakara. Sebagai makam pahlawan nasional, penyebar agama Islam dan pendiri wilayah Tangerang, cagar budaya ini berpotensi menjadi destinasi wisata religi di wilayah Tangerang Raya.
Kampung Lengkong Kyai juga dikenal sebagai kampung kaligrafi. Banyak seniman kaligrafi nasional lahir dari Kampung Lengkong Kyai. Oleh karenanya Kampung Lengkong Kyai juga berpeluang untuk menjadi destinasi wisata halal di wilayah Kabupaten Tangerang.
Untuk mengembangkan potensi-potensi di atas, maka pemerintah daerah Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan, sebaiknya dapat melakukan identifikasi lebih lanjut terhadap kekuatan, kelemahan, peluang serta tantangan pengembangan destinasi wisata halal di wilayahnya masing-masing.
Hasil identifikasi ini, selanjutnya bisa dijadikan sebagai peta jalan dalam menyusun strategi untuk pengembangan destinasi wisata halal di wilayah Tangerang Raya. Keterlibatan swasta dan organisasi-organisasi masyarakat di wilayah ini, tentu sangat diperlukan untuk keberhasilan pengembangan destinasi wisata halal.
Tidak kalah pentingnya juga adalah keterlibatan dari kalangan akademisi dari berbagai perguruan tinggi yang ada di wilayah Tangerang Raya khususnya. Banyak sekali perguruan tinggi baik negeri maupun swasta yang memiliki kompetensi untuk bermitra dengan pemerintah daerah dalam pengembangan destinasi wisata halal.
Segudang potensi yang dimiliki wilayah Tangerang Raya tersebut, tentunya akan memudahkan seluruh pemangku kepentingan pariwisata untuk mengembangkan diri menjadi pusat wisata halal di Provinsi Banten. Dengan demikian maka wisata halal dapat menambah keragaman alternatif destinasi wisata di wilayah Tangerang Raya.
Sebagai daerah urban penyangga ibu kota, maka keberadaan wisata halal di wilayah Tangerang Raya akan menjadi alternatif wisata bagi penduduk Jakarta, Bogor, Depok dan Bekasi. Jarak yang dekat, fasilitas yang lengkap serta kemudahan akses akan menjadikan wilayah Tangerang Raya sebagai pilihan utama destinasi wisata halal. (*)
*(Ketua Program Studi Teknik Industri Universitas Buddhi Dharma Tangerang)