SATELITNEWS.ID, TANGERANG—Suasana Pasar Anyar Kota Tangerang mendadak ramai, Selasa (21/4). Puluhan warga mendatangi pasar yang akhir-akhir ini sepi karena pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) tersebut. Mereka mengikuti skrining Covid-19 yang diselenggarakan Dinas Kesehatan Provinsi Banten.
Masyarakat umum, baik pedagang ataupun pengunjung pasar, berbondong-bondong menghampiri stand skrining Covid-19 sejak dibuka pada pukul 09.00 pagi. Mereka aji mumpung karena test yang dilaksanakan tak dipungut biaya. Apabila melakukan tes di rumah sakit, mereka harus membayar hingga jutaan rupiah.
Meski, skrining Covid-19 tetap memperhatikan instuksi Pemerintah Pusat untuk memberlakukan Physical Distancing. Terdapat 4 bangku panjang yang menjadi tempat duduk untuk masyarakat menunggu giliran. 1 bangku hanya boleh diduduki oleh 2 orang saja. Begitu juga antrean yang diberi jarak minimal 1 meter. Terdapat 8 pekerja medis yang bertugas untuk melakukan skrining Covid-19.
Hanya butuh waktu sekitar 15 menit bagi peserta tes untuk mengetahui hasil positif atau negatif. Meski demikian skrining Covid-19 yang diawali dengan rapid test itu tak dapat menentukan langsung apakah peserta tes positif atau negatif Covid-19. Pasalnya rapid test tak tak seakurat swab Test. Secara persentase rapid test hanya 30 persen Positif Covid-19. Sementara swab eest 80 persen.
Namun, setidaknya upaya ini dapat meredam kepanikan masyarakat. Terutama mereka yang masih kerap melakukan kegiatannya di luar rumah saat penerapan PSBB. Mereka yang terdeteksi dini pada rapid test akan dirujuk untuk melakukan karantina mandiri baru kemudian dirujuk Swab Test.
“Sebagai masyarakat tentunya saya ingin tahu bagaimana kondisi saya saat ini apalagi sedang musimnya (Covid-19),” ujar peserta Rapid Test, Deta Oktaviani kepada Satelit News, Selasa (21/4).
Terlebih dia yang bekerja sebagai tenaga medis rentan terpapar virus yang berasal dari negeri tirai bambu ini walaupun telah dilengkapi dengan Alat Pelindung Diri (APD) ketika bekerja. Menurutnya langkah ini sangat tepat setelah sebelumnya Dinas Kesehatan (Dinkes) melakukan rapid test kepada masyarakat yang berstatus Orang Dalam Pantauan (ODP), Pasien Dengan Pantauan (PDP) dan Orang Tanpa Gejala (OTG).
“Bagus ini untuk mendeteksi dini. Apalagi saya perawat dan banyak masyarakat juga masih keluar rumah untuk kerja,” ujar Deta yang juga berprofesi sebagai perawat di RSUD Kota Tangerang ini.
Beruntung, setelah rapid test dia mendapati hasilnya negatif. Meski begitu, Deta tetap waspada dan berharap wabah ini cepat berlalu.
“Alhamdulilah saya negatif. Tapi ini kan hanya rapid test saya akan tetap menjaga diri,” imbuh Deta.
Hal senada diungkapkan oleh salah satu pedagang di Pasar Anyar yang menjadi peserta rest, Syariat. Wanita paruh baya ini lega saat mengetahui hasilnya negatif. “Ya senang,” ujarnya sumringah.
Sama halnya dengan Deta. Syariat juga rawan terpapar Covid-19 pasalnya dia masih kerap keluar rumah untuk bekerja. Dia masih sering bertemu dengan orang banyak.
“Saya gak tau, penasaran aja karena kan jualan. Tapi tadi negatif sih katanya,” ujar pedagang sayur ini.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten melalui Dinas Kesehatan dalam dua hari (20 – 21 April 2020) menggelar Skrining Covid-19. Pada hari pertama dan kedua, Skrining Covid-19 dilaksanakan pada 12 lokasi berbeda. (irfan/gatot)
Diskusi tentang ini post