SATELITNEWS.COM, SERANG–Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Banten, mencatat terdapat 12 kasus gagal ginjal yang menyerang anak-anak usia di bawah lima tahun. Enam diantaranya, meninggal dunia, lima kasus dinyatakan sembuh dan satu kasus masih dalam perawatan.
Berdasarkan catatan Dinkes, jumlah itu tersebar di beberapa daerah seperti Kota Tangerang sebanyak empat kasus, tiga meninggal dan satu masih dalam perawatan.
Kemudian Kabupaten Tangerang, ada enam kasus, empat meninggal dunia dan dua sudah dinyatakan sembuh. Kemudian di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) ada satu kasus dan sudah dinyatakan sembuh. Terakhir di Kota Cilegon, ada satu kasus juga yang sudah meninggal.
Kepala Dinkes Provinsi Banten, Ati Pramudji Hastuti, saat dikonfirmasi mengatakan, terhadap penanganan pasien Balita yang mengalami gejala gagal ginjal akut itu, Pemprov Banten sudah menyiapkan 23 Rumah Sakit (RS) tipe B yang ada di Banten, serta satu rujukan RS tipe A yakni RSCM jika memungkinkan untuk dilakukan tindakan rujukan lebih lanjut.
“Sampai saat ini belum ada yang kita rujuk ke RSCM, karena 23 RS tipe B itu juga sudah bisa menangani pasien anak-anak dengan gejala gagal ginjal, karena sudah dilengkapi dengan ruangan NICU, PICU serta perlengkapan lainnya,” kata Ati, Rabu (26/10/2022).
Ati memastikan, semua Faskes di 23 RS tipe B yang ada di Banten sudah siap. Sebab, dari jumlah 200 bad secara keseluruhan yang ada, 20 persennya itu harus diperuntukkan bagi ruangan NICU dan PICU, termasuk di RSUD Banten.
“Insya Alla kita sudah siap secara faskes dan juga penanganannya,” pungkasnya.
Dikatakan Ati, gejala yang dialami oleh anak-anak yang mengalami gagal ginjal itu mengalami infeksi pernafasan akut, atau ada juga yang batuk, pilek demam serta gangguan pencernaan seperti nafsu makan kurang, mual bahkan sampai muntah. Jika kondisi itu dibiarkan, maka akan semakin buruk yang berdampak pada penurunan pengeluaran urin atau oligari.
“Jika kondisi ini sudah parah, atau bahkan sampai warna urine yang keluarnya coklat atau sampai tidak bisa kencing, itu biasanya akan menimbulkan bengkak dabannya, dan mengalami pembesaran kelenjar getah bening. Kondisi inilah yang sudah parah. Makanya sejak gejala awal harus segera ditangani oleh dokter ahlinya agar bis segera ditangani,” jelasnya.
Ati mengungkapkan, gagal ginjal ini merupakan gejala toksis. Artinya bukan dikarenakan bakteria atau kuman, tapi lebih kepada diakibatkan dari zat yang melebhi dosis yang terkandung dalam obat sirup yang biasa dikonsumsi untuk anak-anak.
Beberapa hari yang lalu, BPOM juga sudah melakukan ekspos kaitan dengan hasil penelitian terhadap ratusan obat sirup yang beredar di masyarakat. Untuk sementara hasilnya terdapat 133 sirup yang aman sesuai dengan dosisnya untuk dikonsumsi dan ada juga yang tidak layak karena mengandung tiga zat yang berbahaya.
“kita juga masih terus menunggu hasil revisi SE Kemenkes,” katanya.
Ati juga mengimbau di masa terjadinya fenomena gangguan gagal ginjal akut ini kepada masyarakat yang memiliki anak di bawah lima tahun untuk tidak panik dan tenang jika mengalami ganguan seperti pernafasan akut yang menyerang anak-anak.
“Langsung dibawa ke faskes saja, jangan membeli obat di warung. Tapi biasakan berobat ke dokter nanti dia yang memberikan resep kepada. Dan yang terpenting menjaga stamina tubuh,” pungkasnya.
Sementara, Pj Gubernur Banten Al Muktabar mengungkapkan, jika persoalan ini terus meluas kejadiannya dan masuk pada kategori kedaruratan, maka Pemprov Banten akan menggunakan anggaran Biaya Tak Terduga (BTT) yang sudah dialokasikan.
“Saya sudah minta itu agar bisa digunakan sebagai persiapan dalam menangani persoalan itu,” ujarnya.
Al mengaku, Pemprov Banten sangat serius dan sungguh-sungguh dalam menyikapi masalah gagal ginjal akut itu. Maka dari itu, setelah mendapat arahan dari Kemenkes beberapa hari yang lalu, Pemprov Banten langsung melakukan langkah-langkah pencegahan dengan menghentikan peredaran obat sirup yang masuk kategori berbahaya itu. “Termasuk juga pengawasan sudah dilakukan secara berjenjang dari Dinas tingkap kabupaten dan Kota sampai lembaga yang mengawasi itu. Semuanya sudah berjalan,” pungkasnya. (mg2)