SATELITNEWS.COM, LEBAK—Badan Pusat Statistik (BPS) Lebak mencatat tahun 2021 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang meliputi pendidikan, kesehatan dan ekonomi di Kabupaten Lebak masih rendah yakni baru capai 64 persen.
“Kalau pendidikan dihitung dari angka partisipasi pendidikannya, kesehatan dari angka harapan hidupnya, dan ekonomi dari angka pengeluaran hidup masyarakat Lebak,” kata Koordinator Fungsi Statistik Sosial BPS Lebak Al Budiman, Selasa (16/11/2022). Dikatakan Budiman, rata-rata lama sekolah penduduk Lebak capai 6,41 tahun, untuk kesehatan penduduk Lebak mencapai angka 12, 91 persen, dan ekonomi mencapai angka 10, 29 persen.
“Berdasarkan data di atas bisa dilihat bahwa partisipasi lama sekolah penduduk Lebak kebanyakan baru lulusan SD, kalau kesehatannya tinggi maka umurnya pun pasti akan panjang, namun sayangnya baru mencapai segitu walaupun mengalami kenaikan daripada tahun sebelumnya, sedangkan untuk pengeluaran penduduk miskin Lebak itu sebesar Rp 323.120,” ujarnya.
Ia mengungkapkan, pendidikan merupakan yang paling parah di Lebak, akibat dari rata-rata sekolah penduduk Lebak tersebut. SDM Lebak memiliki daya saing yang rendah. “Pendidikan Lebak masih rendah, memang kalau kesehatan di atas Pandeglang, akan tetapi poin terpenting dalam pembangunan adalah pendidikan,” ungkapnya.
Budiman menambahkan, kunci dari kesejahteraan adalah pendidikan. Jika pendidikannya tinggi maka kesehatannya terjamin, kemudian ekonominya pun akan terpenuhi. “Ketiga indikator itu harus berbarengan, karena hal tersebut adalah sesuatu yang penting dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat Lebak,” tambahnya.
Ia berpesan, agar instansi terkait harus memikirkan dengan serius memperhatikan perkembangan tahun- tahun sebelumnya. “Bisa dikatakan berhasil apabila angka partisipasi sekolah anak usia 7 sampai 15 tahun mencapai 100 persen, dengan kata lain seluruh anak usia SD dan SLTP dalam keadaan bersekolah. Kiranya dibutuhkan program-program untuk mempermudah akses masyarakat ke sarana pendidikan setingkat SLTP. Selain itu perlu juga menyadarkan masyarakat agar termotivasi untuk menyekolahkan anaknya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi,” imbuhnya.(mulyana)
Diskusi tentang ini post