SATELITNEWS.COM, SERANG–Dinas Ketahanan Pangan (Ketapang) Provinsi Banten, memastikan kebutuhan stok beras di Banten sampai akhir tahun 2022, aman. Meskipun biasanya, siklus kebutuhan menjelang akhir tahun selalu tinggi.
Hal tersebut, dibenarkan oleh Kepala Dinas Ketapang Provinsi Banten Aan Muawanah, Minggu (27/11/2022). Menurutnya, meskipun saat ini belum memasuki musim panen, namun untuk ketersediaan beras menjelang akhir tahun di Provinsi Banten aman.
“Insya Allah aman. Stoknya sebagian besar ada di para petani. Sudah kita perhitungkan antara ketersediaan dengan kebutuhan. Insya Allah aman,” tegas Aan.
Namun demikian, lanjut Aan, karena belum memasuki musim panen, harga beras di pasaran mulai terjadi sedikit kenaikan. Tapi secara umum, tidak terlalu berpengaruh.
“Kalau untuk harga, mengikuti hukum pasar,” tandasnya.
Selain ketersediaan untuk masyarakat umum, stok beras itu juga masih cukup untuk berbagai bantuan kepada masyarakat. Terutama untuk membantu mengentaskan kasus kemiskinan ekstrem di Banten.
“Kita sudah mengalokasikan untuk itu, karena itu pesan khusus dari bapak Pj Gubernur, untuk mengentaskan kemiskinan ekstrem yang ada di Banten,” ucapnya.
BPS pada triwulan ketiga tahun 2022 ini, merilis produksi beras di Provinsi Banten diperkirakan mencapai 1,01 juta ton. Jumlah itu mengalami peningkatan sebanyak 98,85 ribu ton atau 10,83 persen dibanding produksi beras pada tahun sebelumnya yang mencapai 913,10 ribu ton.
Hal itu sejalan dengan luas panen padi pada 2022 diperkirakan sebesar 338,45 ribu hektar, mengalami peningkatan sebanyak 20,21 ribu hektar atau 6,35 persen dibandingkan luas panen padi di 2021 yang sebesar 318,25 ribu hektar, dengan jumlah padi pada 2022 diperkirakan sebesar 1,78 juta ton GKG.
Sebagai upaya untuk menstabilkan kebutuhan beras di masyarakat, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Banten Babar Suharso, sudah melakukan kordinasi dengan beberapa kepala OPD terkait agar memberikan ruang yang sebesar-besarnya kepada BUMD Banten untuk mengelola dana Cadangan Beras Daerah (CBD) Provinsi Banten.
“Tahun ini Pemprov kalau tidak salah menganggarkan sekitar Rp10 miliar untuk CBD. Kita ingin itu dikelola oleh BUMD kita, bukan yang lain,” pungkas Babar.
Dengan mengalokasikan itu kepada BUMD, artinya kita sudah berperan aktif dalam mendukung peningkatan operasional perusahaan. “Dimana feedback dari itu semua, akan kembali ke masyarakat juga,” imbuhnya.
Kepala Dinas Pertanian (Distan) Agus Tauchid menambahkan, Provinsi Banten merupakan produsen kedelapan terbesar penyuplai kebutuhan beras nasional. Produksi beras itu tersebar di dua daerah yakni Kabupaten Lebak dan Pandeglang, termasuk di Kabupaten Serang.
Dari tahun ke tahun, produksi beras kita alhamdulillah mencukupi bahkan tidak jarang sampai surplus seperti pada tahun 2021 lalu, dimana terdapat surplus sebesar 30.686 ton beras dari kebutuhan konsumsi beras masyarakat Banten selama 2021 sebanyak 1.349.912 ton. “Waktu itu kita sudah masuk 10 besar nasional produsen beras nasional, sekarang sudah delapan besar,” imbuhnya. (mg2)
Diskusi tentang ini post