SATELITNEWS.ID, SERANG–Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kabupaten Serang memastikan, ketersediaan sembako masih tetap aman di bulan Ramadan 1441 H ini. Diskoperindag-pun akan terus melakukan berbagai upaya, agar bisa menekan harga pasar.
Kepala Diskoperindag Kabupaten Serang, Abdul Wahid mengatakan, untuk sembako selama ada wabah Corona ini memang ada beberapa yang mengalami kenaikan. Khususnya barang-barang yang menyangkut impor, seperti gula dan bawang putih.
“Karena bawang putih itu, 90 persen impor,” kata Abdul Wahid, saat ditemui di halaman Setda Kabupaten Serang, belum lama ini.
Namun demikian, bagaimana caranya agar kenaikan harga yang terjadi ini bisa diturunkan agar tidak berlebihan. “Seperti gula, Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp 12.500, bagaimana supaya gula jangan sampai Rp 20 ribu, maksimal Rp 15 ribu. Ini yang kita koordinasikan,” tandasnya.
Saat ini ujarnya, sudah ada kebijakan dari Pemerintah Pusat terkait gula, agar pabrik gula rafinasi yang ada di Kabupaten Serang bisa mengolah gula konsumsi. Sehingga, jika sudah diolah tugas selanjutnya hanya tinggal mencari distributor yang mau memasarkan.
“Agar mengolah gula jadi konsumsi seperti di Bojonegara. Jadi dia dibolehkan produksi gula konsumsi,” ujarnya.
Kemudian saat ini, impor gula juga sudah mulai masuk. Hal itu terlihat, dengan sudah adanya stok gula di Bulog. Namun karena harga di pasaran masih tinggi, ia juga mencoba koordinasi dengan Bulog agar bisa diadakan Operasi Pasar (OP).
“Kita sulitnya di dinas, tidak ada biaya untuk OP. Karena kebijakan itu ada Surat Edaran (SE), tidak boleh jual lebih dari Rp12.500, itu yang kita takutkan. Makanya kita koordinasikan dengan OPD dan kepolisian, berapa transportasi dan operasionalnya. Agar kita bisa jual sesuai perhitungan,” tuturnya.
Ia memastikan, untuk semua barang kebutuhan pokok saat ini masih akan aman. “Barang ada, siap. Apalagi yang impor sudah jalan, sudah ada yang masuk nanti datang lagi. Kalau kita masalah, seperti bawang putih 90 persen impor semua. Mudah-mudahan, bulan puasa sudah turun karena saya ingin diadakan OP,” pungkasnya.
Disinggung kemungkinan adanya penimbunan barang yang bisa memicu kenaikan harga, hal itu menurutnya kewenangannya ada pada kepolisian. Namun dirinya memastikan, para pedagang di pasaran tidak ada yang melakukan penimbunan.
“Itu kebijakan kepolisian, itu enggak boleh. Karena pengaruhi harga. Jadi timbul kelangkaan, jadi akan mahal harganya. Kalau kita pedagang di pasar tidak sampai menimbun, karena mereka beli juga enggak partai besar. Menimbun itu di level atas, selama kita adakan OP, pantau harga barang dengan polisi belum pernah ketemu di pasar Serang,” imbuhnya. (sidik/mardiana)
Diskusi tentang ini post