SATELITNEWS.ID, PANDEGLANG—Untuk mencegah agar masyarakat urban tidak mudik ke kampung halamannya masing-masing, angkutan umum atau bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) jurusan Labuan-Kalideres distop beroperasi. Penyetopan itu sudah berlaku sejak Jumat (24/4) lalu, sesuai keputusan Pemerintah Pusat melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
Terminal Labuan yang biasanya ramai lalu lalang atau keluar masuk kendaraan, baik bus Murni maupun Asli Prima, kali ini semenjak adanya penyetopan atau dilarang operasi, terminal terlihat sepi. Bahkan pintu masuk terminal pun saat ini dijaga ketat oleh para petugas.
Koordinator Satuan Pelayanan TTA Labuan, Pandeglang, Lina Darlina menyatakan, sesuai surat dari Kementrian Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Balai Pengelola Trasportasi Darat wilayah VIII Banten, pihaknya sudah menutup aktivitas terminal bus AKAP Labuan.
“Iya sesuai surat dari BPTD terkait pelarangan operasional angkutan umum bus AKAP. Jadi mulai hari ini Jumat 24 April lalu hingga 31 Mei aktivitas terminal ditutup,” ungkapnya, Jumat (24/4).
Menurut Lina, tujuan pemerintah mengeluarkan kebijakan terkait pelarangan operasi terhadap angkutan umum, seperti bus AKAP jurusan Labuan-Kalideres yakni untuk mencegah penyebaran Covid-19.
“Kami ikut saja dengan kebijakan atasan, karena memang kebijakan ini salah satu upaya pencegahan penyebaran Covid-19 melalui jalur transportasi,” imbuhnya.
Sementara itu, seorang pengurus Bus AKAP Asli Prima Labuan-Kalideres, Dedi mengaku, mendukung kebijakan pemerintah dalam upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Namun disisi lain, kebijakan itu berdampak buruk terhadap para awak Bus AKAP. Sebab ada ratusan pekerja Bus AKAP yang menganggur dari kebijakan tersebut.
“Kami sangat mendukung atas kebijakan pemerintah. Tapi kami juga berharap pemerintah bisa memikirkan nasib para awak Bus AKAP,” harapnya.
Dedi menjelaskan, bahwa di PO Asli Prima lebih 250 awak Armada yang harus menganggur akibat kebijakan itu. Ditambah dengan karyawan dari PO yang lain, seperti Murni Jaya dan Murni Putih. Lanjutnya, bagaimana dengan nasib para awak Bus AKAP ini, sementara sekarang bulan Ramadan dan akan menghadapi Hari Raya Idul Fitri.
“Meskipun ini sifatnya sementara, akan tetapi pemerintah harus juga memikirkan kelangsungan hidup para awak Bus AKAP. Karena hari ini bekerja, hari ini mereka makan. Apalagi sekarang Bulan Ramadan dan akan menghadapi Idul Fitri, saat beban kebutuhan hidup meningkat, mereka menganggur,” keluhnya. (nipal/aditya)
Diskusi tentang ini post