SATELITNEWS.COM, TANGERANG—Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang mengungkapkan kasus stunting di tahun 2022 turun dari 7,6 persen tahun lalu menjadi 3,7 persen. Angka itu berdasarkan aplikasi Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat atau ePPGBM.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, Desriana mengatakan, bahwa kasus stunting tahun 2022 di Kabupaten Tangerang, telah dinyatakan menurun dari tahun sebelumnya. Dimana, saat ini kasus stunting hanya 3,7 persen dari 187.483 balita. Sementara tahun 2021 tercatat sebanyak 7,6 persen.
Lanjut Desriana, meskipun turun dari tahun sebelumnya, Pemkab Tangerang akan terus berkomitmen mengentaskan kasus stunting hingga nol persen. Oleh Karena itu, pihaknya pun mengajak kepada seluruh stakeholder untuk ikut berperan dalam menekan angka kasus stunting hingga nol persen.
“Dalam mewujudkan upaya perbaikan gizi masyarakat, khususnya gizi pada balita, dibutuhkan koordinasi, serta komitmen dari berbagai pihak dan adanya program multisektoral yang efektif dan berkelanjutan. Tapi, kami akan terus berupaya menekan hingga angka nol persen,” kata Desriana kepada Satelit News, Kamis (15/12).
Menurut Desriana, untuk menjawab tantangan tersebut, diperlukan kegiatan perbaikan gizi masyarakat yang dimonitor dan dievaluasi secara berkala melalui surveillance gizi, yang meliputi indikator masalah gizi dan indikator kinerja program gizi.
“Pemantauan keadaan gizi balita juga terus dilakukan, melalui ePPGBM (Elektronik Pencatatan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat) dimana pertumbuhan keadaan gizi balita di posyandu tercatat setiap bulannya,” katanya.
Lanjut Desriana, penting adanya ketersediaan data secara akurat dan berkelanjutan. Hasil Surveilans Gizi melalui ePPGBM tersebut dapat menjadi acuan, dalam perencanaan program dan kebijakan perbaikan gizi mulai dari tingkat desa, kecamatan sampai tingkat Kabupaten Tangerang.
“Dalam kegiatan Diseminasi Hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) Balita, Dinas Kesehatan telah melibatkan perangkat daerah terkait dan juga kecamatan agar penanganan stunting dapat optimal,” ucapnya.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat pada Dinkes Kabupaten Tangerang, Sri Indriyani menambahkan, kegiatan Diseminasi Hasil PSG Balita merupakan upaya Pemkab Tangerang pada langkah ketujuh dalam aksi konvergensi stunting.
“Pada aksi ke-7 ini, kami terus melakukan pemantauan dan juga melakukan upaya dengan intervensi spesifik, yaitu intervensi untuk 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), dengan melakukan penimbangan berat badan dan pengukuran panjang atau tinggi badan balita oleh petugas kesehatan di Puskesmas atau Posyandu,” tuturnya.
Tak hanya balita, kata Sri, intervensi spesifik juga dilakukan pada ibu hamil, dengan memberikan tablet penambah darah untuk mencegah anemia yang menjadi salah satu penyebab stunting. Dia berharap dengan tangan semua pihak, upaya pencegahan stunting dapat berjalan maksimal, sehingga tidak ada lagi penambahan kasus stunting di Kabupaten Tangerang.
“Kami berharap, ketika semua ikut berperan kasus stunting tidak ada lagi di Kabupaten Tangerang,” pungkasnya. (alfian/aditya)
Diskusi tentang ini post