SATELITNEWS.COM, SERANG—Kota Serang masih bertahan pada status penyumbang angka inflasi tertinggi di Provinsi Banten. Padahal hingga menjelang akhir tahun 2022 ini, Pemprov Banten sudah melakukan berbagai intervensi untuk menekan lonjakan angka inflasi.
Berdasarkan data BPS hingga triwulan ketiga tahun 2022 ini, angka inflasi di Kota Serang tercatat mencapai 7,54 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 117,02. Kemudian disusul Kota Cilegon sebesar 6,34 persen dengan IHK sebesar 115,26.
Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks 10 kelompok pengeluaran, yaitu kelompok transportasi sebesar 18,95 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 7,53 persen.
Kemudian kelompok kesehatan sebesar 7,10 persen. Kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 7,02 persen. Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 4,80 persen serta beberapa faktor lainnya.
Hal itu terungkap dalam Rapat Koordinasi (Rakor) terkait inflasi seluruh kepala daerah bersama Menteri dalam Negeri Tito Karnavian yang digelar secara virtual, awal November lalu. Pemprov Banten melakukan berbagai upaya untuk menekan angka inflasi di Kota Serang menjelang akhir tahun 2022 ini. Upaya dimaksud di antaranya adalah dengan menggelontorkan pasokan bahan pangan ke Kota Serang dari kabupaten/kota penghasil pangan di Provinsi Banten seperti dari Kabupaten Lebak, Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Serang.
“Sekarang sedang fokus pengendalian inflasi di Kota Serang terkait dengan angka inflasi di sana,” kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Banten Babar Suharso, Selasa (20/12).
Diungkapkan Babar, perhatian khusus kepada Kota Serang itu merujuk arahan Pj Gubernur banten agar Pemprov Banten membantu pengendalian inflasi di Kota Serang yang pada menjelang akhir tahun ini tercatat meningkat, ketimbang kabupaten/kota lainnya di Provinsi Banten. “Lintas dinas (provinsi) kita lakukan itu, tentunya berkoordinasi dengan Pemkot Serang,” imbuhnya.
Diungkapkan dia, upaya penanggulangan inflasi di Kota Serang oleh Pemprov Banten itu di antaranya dengan melakukan operasi pasar sejumlah komoditas bahan pangan seperti cabai dan telur ayam. Operasi pasar dimaksud dilakukan dengan menggandeng BUMD Agrobisnis Pemprov Banten, PT Agrobisnis Banten Mandiri (ABM).
Dalam menggelar operasi pasar itu, kata Babar, PT ABM melakukan penampungan terhadap hasil panen petani di kabupaten/kota penghasil komoditas pangan, untuk kemudian disalurkan dalam operasi pasar di Kota serang.
“Sudah secara berkala setiap dua hari sekali kita operasi pasar itu di sejumlah titik. Dan itu akan berlanjut sampai akhir tahun,” paparnya.
Lebih lanjut Babar mengakui sejalan dengan kenaikan inflasi yang terjadi di Kota Serang itu, sejumlah harga bahan pangan mengalami kenaikan. Namun menurutnya, kenaikan harga itu lebih dikarenakan oleh meningkatnya permintaan pasar menjelang akhir tahun yaitu kaitan dengan libur Natal 2022 dan tahun Baru 2023.
“Ada kenaikan harga, tapi nggak sampai 10 persen. Dan itu disebabkan oleh meningkatnya permintaan pasar sekitar 15 persen menjelang Nataru ini,” ujarnya.
Babar mencontohkan, kenaikan harga bahan pangan di Kota Serang di antaranya terjadi pada cabai yang naik menjadi kisaran Rp 30 ribu per Kg dari harga normal Rp 24 ribu per Kg sebelumnya. Kemudian harga telur ayam yang naik menjadi kisaran Rp 31 ribu per Kg dari harga normal Rp 28 ribu per Kg sebelumnya.
“Tapi memang pasokannya ini sebagian besar masih kita datangkan dari luar Banten seperti dari Temanggung (jawa tengah) dan Majalengka (Jawa barat) , karena dari kita masih kurang,” katanya.
Sementara itu Pemkot Serang mengklaim penyebab tingginya angka inflasi karena pola daya beli masyarakat yang tidak bisa dikontrol, terutama pada sektor kebutuhan bahan pokok. Hal itu dikatakan Walikota Serang Syafruddin seusai melakukan Rapat Koordinasi (Rakor) dan sinkronisasi pengendalian inflasi di Kota Serang, serta kesiapsiagaan ketersediaan bahan pokok menjelang hari Natal dan Tahun Baru 2023 yang digelar di ruang rapat Walikota Serang, Selasa (20/12).
Turut hadir dalam Rakor tersebut Kepala BI Perwakilan Banten Imaduddin Sahabat, Kepala Bulog Wilayah Serang Budi Indrawan dan beberapa pejabat eselon II Pemkot Serang.
Syafruddin mengungkapkan, konsumsi masyarakat yang tak terkontrol itu menyebabkan kenaikan harga barang yang terus menerus terjadi dalam jangka waktu tertentu. Apalagi, banyak berbagai kegiatan masyarakat yang notabenenya membutuhkan barang-barang konsumsi itu.
“Termasuk ada juga faktor lain seperti tarif parkir, transportasi dan rokok yang menyebabkan tingginya angka inflasi di Kota Serang,” ujarnya.
Syafruddin juga mengakui peningkatan inflasi secara nasional, Kota Serang masuk dalam 10 Kabupaten/Kota yang cukup tinggi. Terhitung dari bulan November 2022 kemarin, peningkatan Inflasi Kota Serang mencapai angka 7,56 persen.
Kepala Bulog Wilayah Serang Budi Indrawan mengatakan bahwa menjelang Nataru 2022 ini ketersediaan pasokan beras untuk Kota Serang dipastikan aman sampai masa panen raya datang bulan Maret 2023 nanti.
“Kita akan mendapat suplay kebutuhan beras dari Vietnam sebesar 10 ribu ton yang akan datang melalui pelabuhan Merak,” katanya.
Kepala Bank Indonesia Regional Banten Imaduddin Sahabat menambahkan, berdasarkan data yang dihimpun BI, Kota Serang mengalami inflasi di angka sekitar 6,2 persen pada bulan November 2022 dari rata-rata inflasi yang terjadi di Banten sekitar 4,6 persen.
Ia juga menjelaskan dalam Rakor Inflasi Daerah itu dilakukan sebagai bentuk sinkronasi agar saat akhir tahun ini menghadapi juga Nataru, pasokan komoditi kondisi Inflasi menjadi aman.
“Ini merupakan komitmen pimpinan daerah untuk memastikan bahwa kesediaan pasokan di Kota Serang aman, ” tandasnya. (mg2)
© 2024 Satelit News - All Rights Reserved.
Diskusi tentang ini post