SATELITNEWS.ID, TIGARAKSA—Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar memberikan 2.000 bantuan paket sembako untuk ustadz atau guru ngaji di Kabupaten Tangerang. Bantuan ini diharapkan dapat membantu para ustadz yang terdampak dengan bencana pandemi Covid-19.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Tangerang, KH Ues Nawawi Gofar mengatakan, penyerahan 2.00 paket sembako berlangsung Senin (27/4), bertempat di Pemda Kabupaten Tangerang kepada para Ketua MUI Kecamatan dan Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Kecamatan, sesuai dengan protokol kesehatan.
“Kondisi Pandemi Covid-19 saat ini semakin mewabah di Indonesia, tak terkecuali juga di Kabupaten Tangerang yang kini bahkan sedang memberlakukan PSBB. Wabah Covid-19 telah membuat berbagai pihak mendapat kesulitan, termasuk para ustadz dan guru ngaji. Alhamdulillah, Pak Bupati Tangerang Zaki Iskandar turut membantu para ustadz/ guru ngaji yang terdampak Covid-19. Sebanyak 2.000 paket sembako dibagikan kepada mereka,” ujarnya kepada Satelit News, kemarin.
Lanjut KH Ues, MUI Kabupaten Tangerang selaku koordinator pembagian sembako dari Bupati Tangerang, menyampaikan apresiasi dan terimakasih kepada Bupati Tangerang yang telah mencurahkan kepeduliannya kepada masyarakat Kabupaten Tangerang, khususnya kepada para ustadz atau guru ngaji di Kabupaten Tangerang.
“Kami berharap dengan adanya paket sembako dari Pak Bupati ini, para ustadz dan guru ngaji bisa terbantu untuk tetap punya persediaan bahan pokok selama masa krisis atau masa darurat karena corona,” harapnya.
Sekum MUI Kabupaten Tangerang, KH Nur Alam Jaelani menambahkan, paket sembako dibagikan dengan sistem door to door. Dimana sebelumnya tim MUI Kecamatan dan UPZ Kecamatan, telah berkoordinasi dengan aparat dari kelurahan dan kecamatan masing-masing untuk mendata ustadz dan guru ngaji penerima manfaat.
“Pendataan dilakukan untuk memastikan bahwa bantuan yang diberikan bisa sampai pada mustahiqnya, sesuai data yang diajukan sebelumnya,” imbuhnya.
Masih kata KH Nur Alam, opsi tersebut juga dipilih untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti berdesakan. “Ini juga upaya untuk tetap bisa menjaga para penerima agar tidak berada dalam kerumunan, yang merupakan protokol pencegahan penyebaran virus corona,” pungkasnya. (aditya)
Diskusi tentang ini post