SATELITNEWS.COM, JAKARTA—Pendarahan otak adalah masalah medis darurat, yang perlu segera ditangani. Halodoc menyebut, masalah ini terjadi, ketika arteri di otak pecah dan menyebabkan pendarahan di jaringan sekitarnya.
Darah yang terkumpul ini, kemudian membentuk massa dan memberi tekanan pada otak. Inilah yang disebut dengan epidural hematoma. Hematoma dapat menghambat aliran darah dan membunuh sel-sel otak. Pada akhirnya, kematian sel-sel otak membuat pengidapnya tidak sadarkan diri, atau bahkan kematian. Pendarahan otak bisa terjadi di bagian otak mana pun. Tak cuma di dalam otak, tetapi juga di antara otak dan selaput yang menutupinya. Bisa juga di antara tengkorak dan selaput otak.
Faktor Penyebab
Ada 8 kondisi medis yang memicu terjadinya pendarahan otak, berikut rinciannya:
-
Trauma kepala
Cedera kepala adalah penyebab paling umum pendarahan otak. Kondisi ini paling berisiko dialami lansia di atas 50 tahun.
Keseimbangan tubuh mengalami penurunan seiring bertambahnya usia.
-
Tekanan Darah Tinggi
Pengidap tekanan darah tinggi juga berisiko mengalami pendarahan otak. Karena tekanan darah yang tinggi, dapat melemahkan dinding pembuluh darah (aneurisma) otak, sehingga berisiko pecah.
-
Malformasi arteriovenosa
Kelainan pembuluh darah yang hadir saat lahir ini terjadi, ketika arteri dan vena terhubung secara langsung, tanpa melalui pembuluh kapiler.
Kelainan ini berisiko menimbulkan sejumlah gangguan pada sistem peredaran darah, termasuk pendarahan otak.
-
Angiopati amiloid
Ini merupakan kelainan pada dinding pembuluh darah. Angiopati umumnya berkembang, seiring bertambahnya usia dan tekanan darah tinggi.
-
Gangguan darah
Hemofilia dan anemia sel sabit merupakan gangguan darah, yang menyebabkan penurunan kadar trombosit dan pembekuan darah atau pengenceran darah. Keduanya sama-sama berisiko menyebabkan pendarahan otak.
-
Penyakit hati
Penyakit hati juga dapat meningkatkan risiko pendarahan. Karena, selain menyaring racun, hati juga membantu proses penggumpalan darah. Sehingga, masalah yang terjadi di organ hati, dapat mengganggu proses penggumpalan darah dan memicu pendarahan.
-
Tumor otak
Ukuran tumor yang membesar, dapat memberi tekanan di jaringan-jaringan otak. Sehingga, berisiko menyebabkan pendarahan.
-
Aterosklerosis
Penumpukan plak di dalam pembuluh darah (aterosklerosis) dapat menghambat aliran darah. Aliran darah yang terhambat, berisiko pecah dan menyebabkan pendarahan.
Tanda-Tanda
Gejala pendarahan otak bisa bermacam-macam. Tergantung pada lokasi pendarahan, tingkat keparahan pendarahan, dan jumlah jaringan yang terkena. Perkembangan gejala cenderung terjadi secara tiba-tiba, sehingga berisiko cepat memburuk.
Karena itu, penting bagi kita, untuk mengenali tanda-tanda pendarahan otak. Agar penderita bisa segera mendapat perawatan yang tepat. Gejala pendarahan otak antara lain meliputi sakit kepala parah yang muncul tiba-tiba, kejang tanpa riwayat kejang sebelumnya, kelemahan pada lengan atau kaki, mual atau muntah, kewaspadaan berkurang, lesu, dan perubahan penglihatan.
Selain itu, juga ada kesemutan atau mati rasa, kesulitan berbicara atau memahami pembicaraan, kesulitan menulis atau membaca, kehilangan keterampilan motorik halus seperti tremor tangan, koordinasi tubuh memburuk, kehilangan keseimbangan, indera perasa yang tidak normal, dan hilang kesadaran.
Mengingat gejala tersebut bisa disebabkan oleh kondisi selain pendarahan otak, penting bagi kita untuk segera mencari bantuan medis. Demi mendapat diagnosis yang tepat. Dalam melakukan pemeriksaan, dokter perlu melakukan tes pencitraan seperti CT Scan atau MRI, untuk mencari letak dan penyebab pendarahan. Pemeriksaan neurologis atau pemeriksaan mata, yang dapat menunjukkan pembengkakan saraf optik, juga dapat dilakukan.
Penanganan dan Pencegahan
Parah tidaknya perdarahan otak, tergantung pada ukuran perdarahan dan jumlah pembengkakan. Tak sedikit orang yang bisa sembuh total, setelah mengalami pendarahan otak. Namun, tak sedikit pula yang mengalami komplikasi seperti stroke, kehilangan fungsi otak, kejang bahkan kematian. Pembedahan sering kali menjadi satu-satunya jalan, untuk mengurangi pembengkakan dan mencegah pendarahan.
Selain itu, obat-obatan tertentu juga dapat diresepkan untuk mengurangi rasa sakit, pembengkakan, dan mengendalikan kejang. Mengingat pendarahan otak adalah kondisi yang serius, penting untuk mengontrol berbagai faktor risiko pemicunya.
Sebagian besar pendarahan otak disebabkan oleh cedera kepala. Karena itu, jangan lupa gunakan perangkat keselamatan seperti helm atau sabuk pengaman saat berkendara. Jika Anda punya riwayat tekanan darah tinggi, pastikan untuk rutin memeriksa tekanan darah. Serta terapkan gaya hidup yang lebih sehat. Gaya hidup sehat yang wajib Anda lakukan antara lain mengkonsumsi makanan sehat, berolahraga secara teratur, dan berhenti merokok. (rm)
Diskusi tentang ini post