SATELITNEWS.COM, JAKARTA–Presiden Joko Widodo sepertinya benar-benar akan melakukan reshuffle kabinet, Namun Jokowi tidak mau buru-buru. Saat kembali ditanya soal reshuffle, Jokowi hanya bilang tunggu. Ketika ditanya ulang, jawaban Jokowi sama, tunggu, sampai tiga kali berucap.
Jawaban ini disampaikan Kepala Negara di tengah blusukan ke Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, kemarin. Ia sempat mendehem ketika ditanya wartawan soal reshuffle. “Hmm…Tunggu aja,” ucapnya dikutip dari rm.id
Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono yang mendampingi Jokowi ikut senyum-senyum, mendengar jawaban itu.
“Tunggu aja… He-he-he,” ulang Jokowi, dengan senyum yang lebih lebar, lalu membalikkan badannya.
Wartawan yang tidak puas dengan jawaban Jokowi tersebut berusaha mengkonfirmasi nasib menteri dari NasDem dan tanggal main reshuffle. Tapi, lagi-lagi, Jokowi kembali menjawab dengan kata yang sama.
“Ditunggu aja,” jawab Jokowi, dengan penekanan sembari menoleh ke wartawan yang bertanya itu. Sontak, jawaban tersebut memancing gelak tawa wartawan lainnya.
Isu reshuffle sebenarnya ditiupkan sendiri oleh Jokowi. Saat ditanya wartawan di sela meninjau di Bendungan Sukamahi, Bogor, Jumat (23/12), Jokowi memberikan sinyal bakal melakukan perombakan kabinet. “Mungkin. Ya, nanti,” ucap Jokowi, saat itu.
Setelah itu, isu reshuffle menggelinding panas. PDIP terus mengipasi, dengan terang-terangan mendorong agar menteri-menteri dari NasDem dievaluasi.
Namun, Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat membantah anggapan partainya mengintervensi Jokowi untuk melakukan perombakan kabinet. Meskipun sebelumnya Djarot sempat menyebut 2 nama menteri dari NasDem yang harus dievaluasi.
“Itu hak Presiden untuk mengevaluasi semua menterinya. Jadi, ditunggu saja. PDIP menyerahkan sepenuhnya kepada presiden yang punya hak prerogatif, kita tidak intervensi kok,” kata Djarot, dalam obrolan dengan Rakyat Merdeka, tadi malam.
Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu lalu menekankan, ada baiknya semua menteri di Kabinet Indonesia Maju solid, tidak main dua kaki. “Die hard-nya harus Pak Jokowi. Ndak boleh main 2 kaki, harus satu kaki tegak lurus ke Pak Jokowi dan Pak Ma’ruf Amin. Harus loyal,” ucapnya, menyinggung NasDem yang sudah mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai capres.
Apakah semua menteri dari NasDem harus ditendang dari kabinet? Djarot kembali menyerahkan keputusan itu kepada Jokowi. Yang jelas, ia berharap agar pertimbangan Jokowi melakukan reshuffle tetap harus didasarkan pada kinerja, bukan hanya afiliasi politik semata. “Sekali lagi, tergantung kepada Presiden apa mengganti 2 menteri atau 3 menteri,” imbuhnya.
Djarot mengaku tidak tahu pasti apakah partainya akan mendapat penambahan kursi menteri pada reshuffle kali ini. Termasuk siapa saja kader Banteng yang sudah dipanggil ke Istana.
“Belum tahu. Tapi, yang saya dengar ketemu itu kan Pak Rudi (FX Hadi Rudyatmo, mantan Wali Kota Solo). Tapi, itu sebagai teman lama (Jokowi). Ya wajar lah, kalau ke Jakarta mampir ke Istana,” tutur mantan Wali Kota Blitar ini tersenyum.
Ia juga mengaku belum tahu soal kapan pastinya reshuffle bakal dilakukan. Djarot hanya tertawa kecil saat disebut kemungkinan reshuffle bakal kembali digelar Rabu Pon, yang tanggal terdekatnya jatuh pada 1 Februari mendatang.
“Sekali lagi kita serahkan kepada Pak Presiden yang punya hak prerogatif. Apa Rabu Pon, bulan depan, atau kapan pun Presiden mau,” tutupnya.
Pakar komunikasi politik Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin menafsirkan kata “tunggu” yang diucapkan Jokowi soal reshuffle menyiratkan makna yang cukup jelas, bahwa reshuffle benar akan dilakukan. “Tunggu itu artinya akan ada. Jokowi dalam konteks ini tergantung dia, biasanya di hari baik, seperti Rabu Pon,” ucapnya.
Namun, Ujang berkeyakinan, menteri dari NasDem tidak akan dibabat habis. Akan disisakan 1 menteri. “Karena NasDem masih berkoalisi. Karena NasDem dianggap anak bandel ya, tidak sejalan dengan keinginan dan pikiran Jokowi, kemungkinan akan disisakan satu. Apalagi PDIP kan selalui membuat statemen 2 menteri,” pungkasnya. (rm)
Diskusi tentang ini post