SATELITNEWS.COM, SERPONG—Wakil Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Pilar Saga Ichsan menyatakan bahwa jumlah aktivasi Identitas Kependudukan Digital (IKD) di wilayahnya masih jauh dari target yang dicanangkan. Hal tersebut dia sampaikan dalam Apel peringatan Hari Kesadaran Nasional di wilayah Serpong, Tangsel, Selasa (17/1).
“IKD sudah dilakukan sejak beberapa bulan yang lalu, dan sejumlah 1.391 orang di Tangsel yang baru memiliki IKD. Tentunya ini masih jauh dari target yang diterapkan pemerintah pusat, di mana target Kemendagri sebanyak 25 persen dari total warganya sudah menerapkan IKD,” ungkap Pilar.
Untuk itu salah satu caranya, yakni dengan menginstruksikan seluruh pegawainya untuk mengaktivasi IKD.
“Kami instruksikan kepada seluruh pegawai di lingkungan Kota Tangsel agar dapat mengikuti pendataan ataupun penerapan Identitas Kependudukan Digital (IKD) yang diselenggarakan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil). Saya harapkan target tersebut tercapai, untuk pegawai ASN maupun non-ASN untuk segera menerapkan,” tegasnya.
Lebih lanjut, Kepala Disdukcapil Kota Tangsel, Dedi Budiawan memaparkan, target yang dicanangkan dalam proses aktivasi IKD sebanyak 25 persen dari total masyarakat yang tergolong wajib memiliki KTP.
“Berarti 25 persen dari wajib KTP sejumlah 1 juta berarti 250 ribu,” paparnya.
Namun hingga saat ini, lanjut Dedi, baru terdapat 1.500 orang yang sudah melakukan aktivasi tersebut.
“Alhamdulillah hari ini baru 140. Kalau bulan sebelumnya ASN ada 500-an. Jadi dengan jumlah ini kira-kira 640-an. Jadi total 1500-an,” tuturnya.
Dedi mengaku, dalam proses aktivasi tersebut banyak sekali rintangan yang dihadapi. Faktor utama, yakni terkait sistem gawai yang menjadi salah satu persyaratannya.
“Banyak faktor, yang belum umumnya karena HP-nya IOS atau IPhone. Jadi enggak bisa, karena syaratnya harus android versi 10,” terangnya.
Selain kendala teknis, Dedi mengatakan, rintangan selanjutnya adalah persoalan minat warga yang masih terbilang rendah.
“Lagi-lagi kami kembalikan ke warga, toh kita sudah buka tiap hari dengan ada layanan sebanyak 50 kuota per hari. Tapi yang mandiri warga mau memiliki IKD tidak lebih dari 10 per hari. Minatnya sendiri perlu sosialisasi atas kegunaan lebih dari IKD itu sendiri. Di samping memang masyarakat zaman sekarang kan maunya instan, banyak juga keluhan warga ingin memiliki IKD tapi malas datang ke kantor,” tandasnya. (irm/bnn)
Diskusi tentang ini post