SATELITNEWS.COM, SERANG – Pemprov Banten sudah mempersiapkan wilayah Banten Selatan, sebagai kawasan perkembangan pusat ekonomi baru. Persiapan itu sudah direncanakan dari mulai penyiapan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) daerah, yang sudah disinkronkan dengan Provinsi.
Hal itu, selaras dengan progres pekerjaan Proyek Strategis Nasional (PSN) tol Serang – Panimbang, yang akan dapat mempermudah akses distribusi barang dan jasa.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Banten, Virgojanti mengatakan, persiapan dimaksud mulai dari blue print atau master plan kebijakan, hingga penyusunan Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW).
“Daerah di sana (Pemda di selatan Banten,red), sudah merevisi RTRW kaitan dengan rencana pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru seperti kawasan industry,” kata Virgojanti, saat dihubungi, Kamis (19/1/2023).
Dikatakannya, Pemerintah Pusat sendiri sebetulnya sudah memfasilitasi keinginan daerah di Banten untuk membuat pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru tersebut. Virgojanti menyebut, pembangunan proyek strategis Nasional (PSN) di Provinsi Banten belakangan ini seperti jalan tol Serang – Panimbang, adalah salah satunya.
“Tapi kan sekarang masalahnya, tolnya saja belum selesai. Baru seksi 2 kan ya, mulai pembangunannya,” kata Virgojanti.
Namun demikian, lanjutnya, Pemda di Banten termasuk Pemprov Banten sendiri tidak lantas surut dalam menyiapkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru di wilayah selatan, yang meliputi Kabupaten Pandeglang dan Lebak itu.
Virgojanti menyebut, Pemprov Banten sendiri saat ini sedang melekukan fisibility study terkait dengan pembuatan masterplan pembangunan kawasan industry di selatan Banten oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan.
“Untuk masterplan kawasan industrinya sendiri kan nanti pengelola kawasannya yang bikin,” imbuhnya.
Disiinggung mengenai karakteristik industry yang akan dikembangkan di selatan Banten, Virgojanti mengatakan, tidak menutup kemungkinan jenis-jenis industry manufaktur seperti yang sekarang sudah banyak eksis di wilayah utara Banten seperti di Kabupaten Serang dan wilayah Tangerang dipindahkan ke kawasan industry di selatan tersebut.
“Kalau potensi kawasannya sendiri kan memang selatan itu kan pertanian, kehutanan dan perikanan. Itu juga bisa. Yang jelas kan kebijakan pusat adalah hilirisasi industry yang sedang dilakukan,” tandasnya.
Lebih jauh Virgojanti berharap, dengan terealisasinya pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru di selatan Banten hal itu dapat sekaligus mendukung target investasi atau penanaman modal di Provinsi Banten pada tahun-tahun mendatang.
“Tahun ini (2023) target kita Rp 66 Triliun. Target realistis mengingat data terakhir kita investasi triwulan ketiga 2022 itu capaian kita 105 persen dari target,” ucapnya.
Untk diketahui, sampai dengan triwulan ketiga tahun 2022 lalu, investasi yang masuk ke Provinsi Banten sudah mencapai Rp56 triliun dari target Rp53 triliun atau sudah melebihi target yakni mencapai 105 persen.
Dari jumlah itu, investasi tertinggi masuk ke Kota Cilegon dengan besaran mencapai Rp18,82 Triliun lebih, dan paling kecil Kota Serang sebesar Rp0,29 Triliun. Adapun untuk negara yang berinvestasi paling besar, adalah Malaysia sebesar Rp8,92 Triliun. Disusul berikutnya oleh Singapura sebesar Rp7,58 Triliun, Korsel Rp6,09 Triliun, Jepang Rp3,33 Triliun dan Thailand Rp1,21 Triliun. (mg2)
Diskusi tentang ini post