SATELITNEWS.COM, TANGERANG—Seorang pemuda tiba-tiba berlari ke arah warung kelontong 24 jam di Jalan Raya Peusar Desa Sukamulya Kecamatan Cikupa, Minggu (22/1) lalu. Sesampainya di toko tersebut, pemuda bernama Maulana itu terkapar dalam kondisi perut robek. Dia kemudian tewas akibat kehabisan darah.
Kepala Polresta Tangerang Kombes Pol Sigit Dany menyatakan korban adalah pelaku duel yang melibatkan dua kelompok gangster. Perkelahian itu terjadi di Cikupa.
Kedua kelompok ini, kata Kapolres, sudah saling bertikai sebelum terjadinya pengeroyokan terhadap Maulana. Setelah terjadi bentrokan antar kelompok, Maulana kalah dan melarikan diri sampai ke wilayah Desa Peusar.
“Korban juga merupakan anggota gangster, jadi mereka terlibat perkelahian. Sementara, kelompok Maulana kalah dan melarikan diri sampai ke Desa Peusar dan terjadilah di sana perkelahian menggunakan sajam, yang mengakibatkan meninggalnya Maulana,” katanya, Senin (23/1).
Menurut Sigit, motif para pelaku adalah semata-mata hendak menujukkan kekuatan atau power. Agar, menjadi pusat perhatian orang banyak.
“Motifnya ingin menunjukkan kekuatan kepada masyarakat, bahwa gangster mereka itu ditakuti. Jadi ajang gagah-gagahan, ” katanya.
Sigit menjelaskan, bahwa pada saat malam kejadian itu bersamaan dengan perayaan Imlek. Pihak kepolisian pun sedang melakukan penjagaan di beberapa wilayah hukum Polresta Tangerang. Tepatnya, di wilayah Cisoka, Cikupa dan Panongan. Dan pada saat malam itu, pihak Kepolisian Panongan pun telah mengamankan 13 orang yang diduga kelompok gangster beserta beberapa barang bukti senjata tajam.
“Pada malam itu, pihak Kepolisian juga mengamankan 13 orang diduga gangster, ” katanya.
Kapolres menegaskan pihaknya sudah mengidentifikasi pelaku pembacokan terhadap Maulana. Namun, saat ini masih dalam proses penyelidikan dan pendalaman.
Maulana pertama kali ditemukan pedagang kelontong bernama Rais. Saksi mengaku terkaget-kaget ketika melihat korban berlari ke arah warungnya dalam kondisi berdarah-darah. Maulana terlihat meninggalkan sepeda motor yang dikendarainya, sekitar 70 meter dari warung Rais.
Sesampainya di warung, Maulana terkapar karena kehabisan darah akibat perutnya sobek. Dia kemudian tewas di lokasi.
Rais menuturkan, setelah Maulana tiba di warungnya, muncul teman korban. Teman Maulana itu mengaku bersembunyi untuk menyelamatkan diri. Setelah kondisi aman, dia baru mendatangi Maulana. Rais menyatakan rekan korban selamat karena hanya menderita luka ringan dan sempat dibawa ke rumah sakit.
“Saya kaget karena tubuhnya banyak darah” ujar Rais, pedagang toko kelontong 24 jam tersebut.
Menurut ibu korban, Nurhayati, anaknya sehari-hari dia bekerja sebagai pedagang jajanan takoyaki di daerah Eco Plaza. Maulana yang merupakan warga Desa Peusar Kecamatan Panongan itu biasa berjualan hingga tengah malam setiap malam Minggu. Sebelum ditemukan meninggal dunia, Maulana yang merupakan anak pertama dari dua bersaudara itu menyatakan ingin pulang kampung ke Pandeglang.
Sementara itu, Kapolsek Cikupa AKP Imam Wahyu menambahkan, pihaknya bersama Polresta Tangerang mengucapkan turut berbelasungkawa atas tragedi yang menimpa Maulana. Dia juga menegaskan akan mengusut tuntas kasus penganiayaan yang menyebabkan hilangnya nyawa seseorang.
“Kami telah menyambangi rumah duka dan akan kami usut tuntas perkara pembunuhan ini, ” tegasnya. (mg8/alfian)
Diskusi tentang ini post