SATELITNEWS.COM, JAKARTA— Lembaga Survey Indonesia (LSI) dan Lembaga survei Algoritma Research and Consulting terkait peta politik 2024. Hasilnya, tak berbeda jauh. PDIP masih di urutan pertama sedangkan Gerindra di urutan kedua.
Direktur LSI Djayadi Hanan mengatakan hasil survei terbarunya memperlihatkan bahwa PDIP masih mendominasi dengan 21,9 persen dari pilihan responden. Di belakang PDIP, kata dia, ada Gerinda 12,1 persen, Demokrat 7,1 persen, Golkar 6,7 persen, Nasdem 5 persen dan PKB 4,7 persen. Namun dalam survei tersebut, Djayadi menemukan, masih ada 26,7 responden belum menentukan pilihan politiknya ke suatu partai.
“PDIP kali ini mendapat dukungan hampir 22 persen kalau pemilu legislatif dilakukan sekarang. Tapi yang menarik kami temukan kali ini cukup banyak yang belum menentukan pilihan hampir 27 persenan,” katanya, Minggu (22/1).
Menurut pengamatan Djayadi, angka responden yang belum menentukan pilihan politik tersebut menarik, lantaran pengamatan sebelumnya angka itu tidak pernah lebih dari 20 persen.
“Mungkin awal tahun dan bisa saja karena pengumuman partai-partai yang resmi jadi peserta pemilu responden melakukan penilaian ulang,” katanya.
Sedangkan per Januari 2023, Survei LSI menunjukkan 10 provinsi yang ada menunjuk partai PDIP meraup perkiraan suara yang banyak.
“Di Sumatera masih kuat PDIP secara umum paling banyak 16 persen, Gerindra 13,2 persen, Golkar 8,7 persen lalu ada Nasdem 6,2 persen dan Demokrat 9,0 persen,”
Lalu di Jawa Barat kata Djayadi, sementara ada rebutan antara Gerindra dan PDIP yakni 19,8 persen dengan PDIP 20 persen.
“Jateng seperti yang kita duga, masih dipegang oleh PDIP,” ucap Djayadi.
Lanjut di Jawa Timur suara PDIP masih lebih unggul yakni 27,6 persen. Namun angka itu bersaingan dengn Gerindra dengan 10,3 persen, disusul PKB sebanyak 9,9 persen. Kemudian, Perindo yakni 9,4 persen.
Djayadi mengatakan Nusa Tenggara seperti survei sebelumnya masih dikuasai oleh PDIP dengan jumlah suara capai 25, 2 persen.
“Sepertj biasa lebih kuat dukungan kepada PDIP 25,2 persen, disusul Nasdem kemudian Gerinda,” terangnya.
Target populasi survei LSI ini adalah WNI berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah dan memiliki telepon atau ponsel, atau sekitar 83 persen dari total populasi nasional. Pemilihan sampel dilakukan melalui metode random digit dialing (RDD), yakni teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak.
Sementara itu lembaga survei Algoritma Research and Consulting merilis hasil survei terkait elektabilitas dan resistensi publik terhadap partai politik, Senin (23/1). Hasil survei menempatkan PDIP berada di tingkat pertama dengan elektabilitas tertinggi sebesar 22,1 persen. Di urutan kedua ada Partai Gerindra dengan 12,2 persen. Selanjutnya partai NasDem 7,8 persen, Partai Golkar 7,6 persen, Partai Kebangkitan Bangsa 6,8 persen dan Partai Demokrat 5,3 persen. Kemudian Partai Keadilan Sejahtera 4,2 persen, Partai Persatuan Pembangunan 2,2 persen, Partai Amanat Nasional (PAN) 1,9 persen, Perindo 1,6 persen, Partai Buruh 0,8 persen, PBB 0,5 persen, Partai Gelora 0,4 persen, PSI 0,2 persen dan Hanura 0,2 persen.
Direktur Riset dan Program Lembaga Riset dan Konsultansi Politik Algoritma Fajar Nursahid menyoroti secara khusus terkait posisi elektabilitas PDIP yang menempati posisi teratas, tapi di sisi lain punya resistensi tinggi.
“PDIP meski dia sangat tinggi elektabilitasnya, tapi resistensi juga lumayan tinggi juga,” kata Fajar dalam pemaparannya secara virtual, Senin (23/1).
Fajar lalu menyebut tingkat resistensi yang dimiliki partai menjadi gambaran. Partai yang memiliki elektabilitas tinggi, kata dia, juga menghadapi tingkat penolakan dari mereka yang bukan pemilih partai tersebut.
“Misalnya PKS itu juga tinggi 4,5 persen resistensinya ini. PSI juga tinggi sekali resistensinya,” tutur Fajar.
Kedua lembaga survei tersebut juga mengadakan survei terkait calon presiden dan pilpres. Lembaga Survei Indonesia menyatakan Ganjar Pranowo masih konsisten di posisi puncak mengalahkan nama-nama top lainnya. Bahkan, dalam semua simulasi, baik dalam 19 besar, 10 besar hingga 3 besar, politisi PDIP itu, tetap unggul dibanding Prabowo dan Anies.
“Dalam simulasi 19 nama, seperti biasa masih yang unggul adalah Ganjar Pranowo dengan 27 persen,” ucap Djayadi Hanan.
Pada simulasi 19 nama, Anies berada di urutan kedua dengan elektabilitasnya mencapai 17 persen. Disusul Prabowo yang menempati posisi ketiga dengan elektabilitas 16 persen.
Namun, posisi berubah ketika dilakukan simulasi 10 nama. Prabowo berhasil menggeser Anies dari urutan dua. Di simulasi ini, Menteri Pertahanan itu, meraup elektabilitas 19,4 persen. Sementara Anies yang tergusur ke peringkat tiga mencatatkan elektabilitas 16,5 persen. Sedangkan Ganjar tetap di posisi teratas dengan 29,2 persen.
Sedangkan dalam simulasi 3 nama, posisi Ganjar masih belum goyah dari peringkat pertama dengan elektabilitas 36,3 persen. “Ganjar unggul sekitar 10-12 persen dengan pesaingnya di nomor dua Anies 24,2 persen. Diikuti oleh Prabowo 23,2 persen,” tambahnya.
Sementara hasil survei terbaru Algoritma memperlihatkan terdapat tiga tokoh politik yang dalam hasil surveinya kali ini nampak salip-salipan di tiga besar elektabilitas tertinggi.
“Jika pencoblosan dilaksanakan hari ini, tokoh publik yang akan dipilih adalah Ganjar 25,1 persen, Anies Baswedan 18,7 persen, Prabowo Subianto 16,6 persen,” ujar Fajar.
Dari segi popularitas dan favorabilitas, Prabowo Subianto berada di urutan pertama karena diketahui 93,1 persen. Ketua Umum Partai Gerindra itu berada di atas Anies Baswedan yang diketahui 82,4 persen, Sandiaga Salahuddin Uno 77,3 persen, Ganjar Pranowo 76,6 persen, dan Ridwan Kamil 71,7 persen.
“Untuk kesukaan, Prabowo Subianto di urutan pertama sebesar 68,6 persen, Ganjar Pranowo 63,2 persen, Anies Baswedan 61,3 persen, Sandiaga Salahuddin Uno 60,7 persen, dan Ridwan Kamil 58,6 persen,” sambung Fajar.
Survei Algoritma Research and Consuting ini memiliki margin of error kurang lebih sebesar 3 persen, dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen. Sebanyak 1.214 responden yang terlibat dalam survei ini diwawancarai secara tatap muka menggunakan kuesioner yang dilakukan oleh 66 enumerator. (rm/gatot)
Diskusi tentang ini post