SATELITNEWS.COM, LEBAK—Dari 100 ton sampah yang masuk ke tempat pemprosesan sampah akhir (TPSA) Dengung dan Cihara, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Lebak mencatat 70 ton merupakan sampah rumah tangga. Untuk mendukung efektifas pengangkutan, akan ada penambahan armada truk amrol.
Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 DLH Lebak Nana Mulyana, mengatakan, volume sampah di Kabupaten Lebak yang menunjukkan peningkatan tidak terlepas dari bertambahnya jumlah penduduk. Hasilnya, 100 ton sampah yang masuk di dua TPSA tersebut.
“Ya dari 100 ton sampah yang masuk, sebanyak 70 ton masuk ke Dengung dan 30 ton masuk ke Cihara setiap hari. Itu didominasi sampah rumah tangga,” kata Nana Mulyana, Rabu (25/01/2023).
Untuk mendukung efektivitas mengangkut sampah, DLH pada tahun ini kembali menambah armada truk amrol yang berfungsi mengangkut sampah dari bak sampah kontainer. Hal itu agar penangan terhadap sampah bisa semakin maksimal.
“Tahun ini cuma menambah satu amrol, tahun kemarin tambah dua kami tempatkan di utara dan selatan,” ujar Nana.
Jika ditambah dengan tahun ini, kata Nana, jumlah armada amrol DLH Lebak hanya 9 dari. Padahal idealnya, amrol seharusnya ada di setiap kecamatan. Namun hal itu belum bisa direalisasikan lantaran anggaran yang terbatas.
“Ya kalau jumlah kecamatan kita ada 28, idealnya ya harus punya 28 unit. Karena anggarannya terbatas penambahan amrol bisa dilakukan secara kontinyu, alias tidak bisa sekaligus beli banyak,” ucap Nana.
Tidak hanya memaksimalkan dalam pengangkutan, Pemerintah Kabupaten Lebak juga telah memiliki pusat daur ulang sampah di Kecamatan Banjarsari. Pusat daur ulang itu, kata Nana bisa menampung 10 persen dari volume sampah di Lebak.
“Dari pusat daur ulang di Banjarsari yang segera beroperasi, diharapkan 10 persen dari volume sampah per hari di Lebak dapat diolah menjadi barang bermanfaat dan punya nilai ekonomi,” tandasnya.
Menyikapi banyaknya sampah masuk ke TPSA, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Lebak, Dian Wahyudi meminta Dinas LH untuk mengedukasi masyarakat terkait sampah bisa menjadi nilai ekonomis.
“Sampah bisa berdampak buruk terhadap kesehatan, begitu pula sampah bisa menjadi nilai ekonomi bagi masyarakat. Ini harus ada edukasi secara kontinyu kepada masyarakat untuk memanfaatkan sampah tersebut,” kata Dian.
“Saat ini buang sampah sembarangan masih ditemukan, artinya harus ada edukasi secara persuasif agar masyarakat baik yang di kota maupun di daerah paham betul dampak dan manfaat dari sampah tersebut,” imbuhnya.(mulyana)
Diskusi tentang ini post