SATELITNEWS.ID, SERANG–Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Serang mencatat, sampai saat ini ada 23 perusahaan industri dan hotel yang merumahkan karyawannya. Hal itu terjadi, lantaran selama pandemi Covid-19 kondisi perusahaan tersebut terpuruk.
Kepala Bidang (Kabid) Hubungan Industrial Disnakertrans Kabupaten Serang, Iwan Setiawan mengatakan, berdasarkan laporan yang diterimanya perusahaan yang sudah merumahkan karyawannya antara lain, PT United Kingland sebanyak 44 orang, PT United King Tire 32 orang, PT Cons Cement 44 orang, PT Grasindo 60 Orang, Pondok Club Bahari 5 orang, Puri Retno 9 orang.
Selain itu, My Pisita 41 orang, Hawai Resort 73 orang, Marina Resort 31 orang, Wisma Kompas 18 orang, The Acacia 21 orang, Villa Karang Sono 5 orang, Bukit Arumdalu 18 orang, Double G Resort 20 orang, Villa Marina 36 orang, Alisa Hotek 55 orang, Villa Steven 10 orang, Green Garden 26 orang, Pesona Krakatau 44 orang, Marbella Hotek 194 orang, Hotel Nuanas Bali 43 orang, PT Nikomas Gemilang 112 orang dan Cipta Panell Buana 223 orang.
Iwan menambahkan, sampai saat ini pihaknya masih terus menunggu laporan dari perusahaan-perusahaan lainnya. Namun ia menegaskan, belum ada perusahaan yang melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap karyawannya.
“Baru ada yang dirumahkan saja, kalau PHK belum ada laporan. Mereka ada yang dibayarkan 50 persen gajinya,” kata Iwan, Rabu (29/4).
Menurutnya, secara umum persoalan disemua perusahaan hampir sama, akibat pandemi Covid-19. Sementara untuk perhotelan, akibat tidak ada pengunjung, ditambah akibat letusan Anak Gunung Krakatau (AGK).
“Jadi semakin terpuruk saja, yang kolaps juga ada seperti PT Transpormer di Cikande, Produksi Trapo, dia memang sebelum adanya Covid sudah enggak mampu. Akhirnya dengan adanya Covid, lebih terpuruk lagi. Tapi karyawannya sudah sesuai aturan, dibayar,” tambahnya.
Sementara, Humas PT Nikomas Gemilang, Alex Rahman mengatakan, selama pandemi Covid-19 perusahaannya memang terkena dampak yang cukup besar. Terutama bahan dan daya beli masyarakat. Karena ekspor impor dibatasi, dan event olahraga tidak ada.
“Ini kan pandemic, musibah secara global. Jadi negara kena dampak, lebih khususnya lagi Banten, Serang juga kena dampak. Jadi menurut saya, perusahaan sepatu di wilayah kita kena dampak cukup besar,” aku Alex, saat dihubungi melalui telepon genggamnya. (sidik/mardiana)
Diskusi tentang ini post