SATELITNEWS.COM, LEBAK—Masyarakat suku adat Baduy, Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, saat ini tengah menjalankan bulan Kawalu alias puasa selama tiga bulan. Dalam rentang waktu itu, wisatawan yang hendak bertandang ke wilayah tersebut hanya diizinkan mengunjungi Baduy luar. Sebab Baduy dalam kini tengah ditutup.
Untuk diketahui, bulan Kawalu merupakan tradisi adat Baduy yang dilaksanakan setiap satu tahun sekali sebelum Seba Baduy. Hal itu menyebabkan wilayah adat Baduy dalam Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar ditutup selama 3 bulan. Kebijakan itu bertujuan agar prosesi puasanya berjalan dengan lancar.
Kabid Destinasi Wisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Lebak, Usep Suparno membenarkan penutupan sementara masuk ke wilayah Suku Adat Baduy dalam. “Selama Kawalu wilayah adat Baduy dalam ditutup selama tiga bulan, kalau penutupan sudah dimulai sejak Selasa(24/01/2023), faktor utama penutupan karena masyarakat Baduy dalam tidak mau proses puasanya terganggu,” kata Usep, Kamis (26/01/2023).
Asep menjelaskan, wilayah adat Baduy dalam terbagi menjadi tiga bagian antara lain Cibeo, Cikartawan, dan Cikeusik. Dalam bulan Kawalu masyarakat Baduy melaksanakan puasa selama tiga bulan. Oleh karena itu, bagi para wisatawan yang hendak berwisata hanya diizinkan sampai Baduy luar. Namun, bagi temu pemerintah boleh masuk maksimal 5 orang, sedangkan untuk tamu pribadi boleh masuk maksimal 3 orang.
“Kalau buat wisatawan yang sengaja berlibur itu tidak diizinkan. Itu merupakan hasil musyawarah Tangtu tilu dan Jaro tujuh,” ujar Usep. “Sesuai surat pemberitahuan dari pemerintah Desa Kanekes, penutupan itu hanya berlaku untuk Baduy dalam, karena bagi mereka tradisi adat itu merupakan hal yang sakral,” timpal Usep menjelaskan kebijakan tersebut.
Menurutnya, Kawalu merupakan salah satu sistem dalam penanggalan masyarakat Baduy di Desa Kanekes. Selama proses itu, ada sejumlah ritual yang dijalani masyarakat suku adat Baduy.
“Sistem penanggalan di masyarakat Baduy dinamakan Kolenjer. Nah di bulan Januari hingga Maret masuk kedalam Bulan Kawalu merupakan bulan ketika masyarakat Baduy melaksanakan ritual yang tidak dapat diketahui oleh masyarakat luar,” terang Usep.
Salah satu pelajaran yang dapat diambil dalam tradisi Kawalu, menurut adalah sebuah kepatuhan masyarakat Baduy terhadap tradisi adat yang berlaku serta rasa syukur atas nikmat yang telah diperoleh.
“Kerap kali manusia sulit untuk bersyukur atas nikmat yang diberikan oleh Tuhannya sehingga mereka banyak tidak patuh kepada peraturan yang berlaku, namun beda dengan Baduy sangat taat dan patuh,” paparnya.
Kepala Disbudpar Lebak, Imam Rismahayadin menambahkan, Baduy atau Kanekes banyak memiliki pandangan hidup yang dapat diambil. Sebagai tuntunan hidup sederhana yang tetap menjaga alam.Teruji bertahun bahkan ratusan tahun lamanya. “Baduy atau Kanekes dapat tetap hidup berdampingan dengan alam dan menjaga alam. Masyarakat dapat meneladani dan mengikuti pola hidup ke Kanekes yang bersahaja,” imbuhnya.(mulyana)
Diskusi tentang ini post