SATELITNEWS.ID, SERANG—Sudah hampir satu pekan ini, Bank Banten di semua kantor cabang dan anjungan tunai mandiri (ATM) ramai dikunjungi nasabah. Mereka menarik uangnya secara besar-besaran lantaran khawatir tak memiliki kesempatan untuk melakukannya lagi di masa mendatang.
Para nasabah menarik uangnya bertahap. Lantaran penarikan satu harinya dibatasi hanya Rp5 juta saja. Akibatnya antrean yang panjang dan pemandangan gerombolan warga tidak dapat dihentikan dan terelakan lagi. Apalagi untuk wilayah Tangerang Raya seperti Kota/Kabupaten Tangerang dan Tangerang Selatan (Tangsel) yang saat ini menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) akibat pandemi virus korona (Covid-19).
Salah seorang warga Kota Serang, Mila mengaku sudah mengatre sejak dua jam lalu. “Saya di ATM KP3B sudah berjam-jam antre. Dan sekarang antrean masih banyak. Yah sabar saja, namanya juga untuk menyelamatkan uang. Dari pada nanti uang yang ada di ATM Bank Banten saya hangus karena banknya akan tutup,” katanya.
Dia mengaku lebih mempercayai akal sehat ketimbang mendengarkan penjelasan Pemprov Banten beberapa waktu lalu yang dibacanya melalui pemberitaan.
“Saya sih terserah, kalau Pak Gubernur Wahidin bilang masyarakat jangan panik dan jangan melakukan penarikan uang di Bank Banten, karena dijamin uangnya nggak akan hilang. Hari gini kita dikasih janji-janji,” ujarnya.
Senada diungkapkan oleh Zinul. Menurut dia, sudah lima hari ini dirinya mengambil yang di ATM di wilayah Cileduk Kota Tangerang.
“Nggak ada PSBB di setiap ATM dan kantor Bank Banten. Semua warga memilih menyelamatkan uangnya dari pada nanti hangus. Nasabah rela antre walaupun resikonya taruhan nyawa karena potensi tertular koronanya besar,” ujarnya.
Setiap hari ia bersama sang istri secara bergantian menarik jutaan rupiah uang dari ATM, walaupun harus mengantre. “Pernah kita antre sudah tiga jam. Setelah giliran saya, uang yang ada dimesin ATM sudah habis. Sedangkan antrean nasabah masih panjang. Sedih rasanya kalau sudah begini. Kita seperti diombang-ambing. Sebelumnya pemerintah mengkampanyekan menabung di Bank Banten. Dan sekarang bank nya malah bangkrut,” ujarnya.
Ketua Komisi III DPRD Banten, Gembong R Sumedhi menyesalkan belum adanya jalan keluar bagi permasalahan yang terjadi di Bank Banten termasuk nasabahnya. Rush money yang terjadi selama satu pekan ini dikarenakan kebijakan Gubernur WH yang memindahkan rekening kas umum daerah (KUD) Ke Bank Jabar Banten (BJB). Ditambah lagi program penanganan dan pencegahan Covid-19 seakan terabaikan. Padahal anggaran dari APBD untuk hal tersebut sudah dikeluarkan banyak.
“Iya kita menyesalkan juga sih, padahalkan pemprov sudah menghabiskan banyak untuk penganggaran Covid-19 ini, akhirnya malah PSBB nya dilanggar. Solusinya, baik pemprov dan pihak Bank Banten harus lebih masif lagi mensosialisasikan terkait penjaminan dana nasabah tersebut,” ungkap Gembong. (rus/bnn/gatot)
Diskusi tentang ini post